Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Dunia 2022: Benarkah Sepak Bola Jerman Sudah Akui LGBTQ?

Kompas.com - 06/12/2022, 09:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Bersamanya, DFB terlibat aktif merayakan Pride Month atau mengkampanyekan pengakuan bagi minoritas seksual di sela-sela pertandingan.

“Pencapaian besar lain adalah impelementasi hak bermain bagi atlet trans atau nonbiner, yang kini berlaku secara nasional,” kata Rudolph.

Menurut dia, hal itu adalah langkah penting.

“Kami tidak menyangka akan mendapat sambutan sebesar itu ketika berdialog dengan anggota timnas saat persiapan menuju Qatar,” jelas Rudolph

Namun demikian, dia meyakini masih banyak ruang untuk pengakuan yang lebih besar bagi minoritas seksual.

Baca juga: Parlemen Rusia Sahkan UU Anti-LGBT, Begini Aturan dan Sanksinya

“Saya bisa melihat bagaimana Premier League di Inggris atau liga sepak bola Amerika Serikat sudah jauh lebih maju,” ujarnya.

“Di sana, seisi liga berpartisipasi dalam Pride Month,” tambah Rudolph.

Di Eropa, pemain gay satu persatu membuka diri. Jake Daniels yang bermain di klub Blackpool, menjadi atlet sepak bola pertama Inggris yang mengaku gay.

“Fenomena ini digerakkan oleh sikap manajemen dan suporter klub yang bersama-sama mendukung jejaring queer,” kata Rudolph.

“Klub yang berpartisipasi dalam Christopher Street Day atau yang mengunggah pesan pribadi,” imbuhnya, merujuk pada hari demonstrasi bagi minoritas seksual yang dirayakan setiap tahun.

Perubahan dimulai sejak dini

Rudolph adalah suporter klub amatir, Tennis Borussia Berlin, yang tidak jarang disambut dengan yel-yel homofobik ketika bertandang ke Chemnitz atau rival sekota, FC Dynamo.

Di liga bawah, kata dia, para pendukung tidak jengah melontarkan ujaran seksis atau kebencian terhadap perilaku homoseksual atau kaum queer.

“Sangat penting bagi kaum muda untuk mendapat penguatan di pusat-pusat kebugaran remaja, agar mereka bisa merasa percaya diri untuk menerima semua identitas seksual atau gender,” kata Rudolph.

“Tapi, kaum dewasa yang melatih mereka harus juga mendapat pelatihan, karena tidak cukup kita meyakinkan kaum muda, jika para pelatihnya masih tertinggal dalam mengakui hak dasar,” imbuhnya.

Baca juga: Parleman Rusia Loloskan RUU Larangan Promosi LGBT untuk Semua Usia

Menurut jajak pendapat terbaru, sebanyak 60 persen suporter sepak bola Jerman mendukung pengakuan bagi minoritas seksual.

Pencapaian tersebut ingin dirayakan ketika Jerman menjadi tuan rumah Piala Eropa, dua tahun ke depan.

“Kejuaraan Eropa pada 2024 nanti adalah kesempatan besar bagi kami untuk mengorganisir sebuah pesta, di mana semua orang benar-benar di sambut,” jelas dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com