Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baba Yaga, Penyihir Paling Jahat dan Menyeramkan dari Cerita Rakyat Rusia

Kompas.com - 04/12/2022, 19:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Gaiman juga menggunakan Baba Yaga dalam serial komik The Books of Magic, dan cara dia menggambarkan karakter tersebut menyoroti ambiguitas moralnya: meskipun tampil sebagai penolong dalam Sandman, dia menjadi penjahat dalam Books of Magic.

Dia mengatakan kepada BBC Culture bahwa dia pertama kali bertemu Baba Yaga saat berusia enam atau tujuh tahun ketika membaca buku fantasi anak-anak The Dragon's Sister and Timothy Travels karya penulis Inggris Margaret Storey.

"(Saya) merasa dia adalah yang paling menarik dari semua penyihir, dan semakin merasa seperti itu ketika saya membaca dia di beberapa cerita Rusia," katanya. "Baba Yaga tampaknya memiliki kehidupannya sendiri di luar cerita, yang hanya dilakukan oleh sedikit karakter dongeng."

Into the Forest diedit oleh Lindy Ryan, seorang penulis dan profesor ilmu data dan analitik visual di Rutgers University, New Jersey yang juga pendiri Black Spot Books, penerbit Into the Forest, sebuah pers kecil yang didedikasikan untuk penulis horor perempuan.

Baca juga: Karakter Penyihir Jahat Baba Yaga Ilhami Seniman Rusia dalam Membuat Lego

Bagaimana Baba Yaga memikat Amerika

"Ibu tiri saya dari Rusia pindah ke Amerika Serikat tak lama setelah jatuhnya Uni Soviet," kata Ryan, "bersama saudara tiri dan babushka tiri saya, dia membawa borscht, boneka matryoshka, dan Baba Yaga.

"Sementara kebanyakan gadis seusia saya tumbuh dengan kisah putri-putri versi Disney, saya lebih suka cerita-cerita oleh Brothers Grimm, Charles Perrault, dan Hans Christian Andersen – dan, tentu saja, buku-buku dongeng dan cerita rakyat Slavia yang berbicara tentang Baba Yaga."

Sebenarnya, asal-usul Baba Yaga mungkin lebih jauh dari abad ke-17. Ada aliran pemikiran ilmiah yang mengatakan bahwa dia adalah analog dewa Yunani Persephone, dewi musim semi dan alam, dalam budaya Slavia. Dia memang dihubungkan dengan pepohonan, hutan, dan keliaran alam.

"Esensi Baba Yaga ada dalam banyak budaya dan banyak cerita, dan melambangkan sifat roh perempuan yang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dijinakkan, Ibu Pertiwi, dan hubungan perempuan dengan alam liar," kata Ryan.

Apa yang membuat Baba Yaga berada di atas penyihir cerita rakyat biasa adalah dualitasnya. Kadang-kadang dia menjadi pahlawan perempuan, kadang-kadang sebagai penjahat, dan unsur kebangkitan keperempuanannya yang kaya dan bersahaja.

Baca juga: Perkosa dan Bunuh Seorang Perawat yang Dianggapnya Penyihir, Terpidana Ini Disuntik Mati

"Baba Yaga tetap menjadi salah satu perempuan dalam cerita rakyat yang paling ambigu, licik, dan pintar," kata Ryan.

"(Dia) menimbulkan rasa takut dan rasa hormat, dan sekaligus kekaguman dan keinginan. Saya mengagumi kebebasan dan kemandiriannya, bahkan kekejamannya. Di dunia di mana perempuan begitu sering direduksi menjadi tokoh yang tidak penting, dia adalah sosok yang mengingatkan kita bahwa kita tegas dan tidak dapat dijinakkan, dan bahwa kebebasan seperti itu sering kali harus dibayar mahal."

Faktanya, dia adalah ikon proto-feminis. "Benar sekali," kata Yi Izzy Yu, salah satu penulis yang menyumbangkan cerita ke Into the Forest.

Salah satu penyebab dia mendapatkan deskripsi seperti itu adalah karena dia benar-benar membalikkan stereotip perempuan sebagai ibu yang mengasuh, dengan justru memakan anak-anak.

"Dia kuat meskipun tidak menarik dalam pengertian konvensional. Dia hidup dengan aturan magisnya sendiri daripada aturan duniawi," kata Izzy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com