Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Dunia: Iran Kalah dari AS, Warga Justru Gelar Perayaan

Kompas.com - 30/11/2022, 05:56 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com – Sejumlah warga di Iran justru menyalakan kembang api dan menggelar perayaan setelah tim nasional mereka kalah dari musuh bebuyutan Amerika Serikat (AS) di Piala Dunia 2022 pada Selasa (29/11/2022).

Diberitakan Kantor berita AFP, ekspresi warga Iran dalam kondisi bersuka ria tersebut terekam dalam sejumlah video yang beredar di media sosial.

Warga Iran yang justru merayakan kekalahan timnas mereka kemungkinan adalah bagian dari kelompok yang mendukung protes anti-pemerintah.

Baca juga: Pejabat Iran Akhirnya Mengaku Ratusan Orang Tewas dalam Kerusuhan Pasca-kematian Mahsa Amini

Republik Islam Iran telah mengerahkan pasukan keamanan negara untuk melawan apa yang disebutnya sebagai "kerusuhan" setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September.

Mahsa Amini tewas setelah tiga hari dia ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian perempuan Iran, yakni tak memakai jilbab secara sempurna.

Kampung halamannya di Saqez, serta kota-kota lain di provinsi barat Kurdistan, telah menjadi pusat protes terhadap aturan pemerintah itu.

"Warga Saqez sudah mulai merayakan dan menggunakan kembang api setelah gol pertama Amerika melawan tim sepak bola Iran," kata situs web Iran Wire di Twitter.

Pengelola situs web yang berbasis di London itu membagikan video yang menunjukkan kembang api dengan terdengar suara sorak-sorai banyak orang.

AFP tidak dapat segera memverifikasi isi video.

Baca juga: Piala Dunia: Iran Bebaskan 709 Tahanan Usai Menang Dramatis Lawan Wales

Sementara itu, video lain yang diunggah aktivis Kurdi Kaveh Ghoreishi menunjukkan sebuah lingkungan pada malam hari di kota Sanandaj dengan suara sorak sorai dan klakson meraung setelah timnas Amerika Serikat mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan melawan timnas Iran.

Fans Iran menonton pertandingan sepak bola Grup B Piala Dunia Qatar 2022 antara Amerika Serikat dan Iran yang ditayangkan di sebuah bar di lingkungan Westwood Los Angeles, California, pada 29 November 2022. AFP/APU GOMES Fans Iran menonton pertandingan sepak bola Grup B Piala Dunia Qatar 2022 antara Amerika Serikat dan Iran yang ditayangkan di sebuah bar di lingkungan Westwood Los Angeles, California, pada 29 November 2022.
Berdasarkan video yang dibagikan secara online lainnya, kembang api juga tampak digunakan di Mahabad, kota lain di Kurdistan, menyusul kekalahan Iran.

Kelompok hak asasi manusia Hengaw yang berbasis di Norwegia mengatakan pengendara Iran merayakan kemenangan AS dengan membunyikan klakson mereka di Mahabad.

Dikatakan kembang api juga menerangi langit di Marivan, kota lain di provinsi Kurdistan di mana pasukan keamanan melakukan penumpasan mematikan terhadap protes anti-pemerintah.

Baca juga: Piala Dunia: Pelatih AS Minta Maaf Usai US Soccer Hapus Lambang Bendera Iran

Kelompok hak asasi manusia Hengaw menyebut, kembang api dan sorakan juga terdengar di Paveh dan Sarpol-e Zahab, di provinsi Kermanshah.

Tim nasional Iran sendiri telah menghadapi pukulan ganda dari pemerintah dan tekanan publik setelah protes pecah, dengan beberapa orang Iran melakukan dukungan untuk tim lawan.

Podcaster Elahe Khosravi juga men-tweet: "Inilah yang membuat Anda bermain di tengah. Mereka (Timnas Iran) kalah dari rakyat, lawan, dan bahkan pemerintah”.

"Mereka kalah. Baik di dalam maupun di luar lapangan," tweet jurnalis yang berbasis di Iran Amir Ebtehaj.

Jurnalis Iran lainnya juga menyambut kekalahan Timnas Iran.

"Siapa yang mengira saya akan melompat tiga meter dan merayakan gol Amerika!" tweet jurnalis permainan Iran Saeed Zafarany setelah kekalahan itu.

Kemenangan AS mengirim Iran keluar dari Piala Dunia Qatar dan memastikan musuh bebuyutan republik Islam itu mendapat tempat di fase sistem gugur turnamen di Qatar.

"Dan sirkus tim sepak bola Republik Islam telah berakhir," tweet mantan jurnalis Hamid Jafari.

"Sekarang berita penindasan tidak bisa disembunyikan di balik kemenangan atau kekalahan tim favorit pasukan keamanan," tulisnya, mengacu pada video polisi Iran yang merayakan kemenangan tim sebelumnya melawan Wales saat dikerahkan di jalanan.

Baca juga: Piala Dunia: Federasi Sepak Bola AS Sempat Hilangkan Lambang Bendera Iran di Media Sosial

Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo mengatakan setidaknya 448 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Iran dalam tindakan keras terhadap protes lebih dari dua bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com