Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rahmat Aming Lasim
Pegawai Negeri Sipil

Diplomat, pemerhati Timur Tengah

Pencak Silat, Peran Mahasiswa Al Azhar, dan Kedekatan Budaya Indonesia dan Mesir

Kompas.com - 29/11/2022, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENCAK silat adalah seni bela diri khas Indonesia yang juga dikenal di Malaysia, Thailand, Brunei, dan Filipina.

Pencak silat adalah warisan leluhur bangsa Indonesia. Dalam beberapa rujukan, sejarah pencak silat sudah ada di Indonesia semenjak abad ke-7 masehi.

Awalnya pencak silat adalah semacam keterampilan suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan alat seperti parang, perisai, dan tombak.

Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, pencak silat menjadi salah satu bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan di Nusantara yang terkenal dengan penggunaan bambu runcing.

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) berdiri secara resmi pada tahun 1973 untuk menampung semua aliran pencak silat di Indonesia.

Selain di Asia Tenggara, pencak silat mendapatkan sambutan yang baik dan tersebar di 6 benua dan 50 negara serta diselenggarakan kejuaran, baik secara nasional maupun internasional.

Karena itulah, sejak Desember 2019, pencak silat sudah diakui oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural World Heritage).

Khusus Mesir, pencak silat sudah berada di negeri para nabi ini sejak tahun 1980 yang dibawa oleh para mahasiswa Indonesia yang belajar di Al Azhar.

Mulai digandrungi oleh warga Mesir sekitar tahun 2010-2011 melalui Pusat Kebudayaan Indonesia (Puskin) di Kairo Mesir.

Menurut Ahmed Sofwat, Ketua Egyptian Pencak Silat Association (EPSA) hingga 2022 tercatat 4.200 orang pesilat dari warga Mesir.

Minat orang Mesir untuk belajar Pencak Silat semakin meningkat, sehingga pada satu kesempatan para pendaftar mencapai 600 orang lebih.

Pencak silat juga sudah dimainkan di 7 klub olahraga Mesir dan saat ini sedang diajukan untuk diakui sebagai salah satu cabang olahraga resmi di Mesir.

Mengapa warga Mesir mencintai pencak silat?

Dari hasil wawancara dengan Mr. Ahmed Safwat selaku Ketua EPSA disampaikan beberapa alasan kenapa pencak silat dipilih oleh warga Mesir sebagai olahraga seni bela diri dibanding yang lain.

Pertama, pencak silat memiliki dimensi mental dan spiritual yang mendalam. Contohnya adalah melatih kesabaran, menahan emosi, tidak sombong, berpikiran positif dan selalu digunakan untuk kedamaian bukan mencari perselisihan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com