Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Raja Kripto Sam Bankman-Fried, Pendiri FTX yang Kehilangan Rp 500 Triliun dalam Hitungan Hari

Kompas.com - 19/11/2022, 18:31 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

Impian Bankman-Fried untuk memberikan sejumlah besar uang untuk amal juga berjalan dengan baik.

Dalam wawancara Radio BBC bulan lalu, dia mengklaim telah memberikan "beberapa ratus juta sampai sekarang".

Kemurahan hatinya tidak hanya dicurahkan ke badan amal, dalam enam bulan terakhir, "Raja Kripto" itu diberi julukan lain - "Ksatria Putih Kripto".

Baca juga: Geng Kriminal di Brasil Manfaatkan Asep Kripto Cuci Uang dari Tambang Emas Ilegal

Itu terjadi ketika harga mata uang kripto jatuh pada 2022, saat apa yang disebut "Crypto Winter" sedang mencapai puncaknya.

Sementara perusahaan-perusahaan lain di industri tersendat, Bankman-Fried membagikan dana talangan sebesar ratusan juta.

Ketika ditanya mengapa dia mencoba menopang perusahaan-perusahaan kripto yang bangkrut, dia mengatakan kepada CNBC: "Kondisi ini tidak akan baik dalam jangka panjang, jika kita mengalami kerugian dan kerusakan yang nyata. Dan itu tidak adil bagi pelanggan."

Dia juga mengklaim, dalam wawancara yang sama, memiliki cadangan 2 miliar dollar AS (sekitar Rp31 triliun), yang dapat dia gunakan untuk membantu perusahaan-perusahaan yang bangkrut.

Namun minggu awal November 2022, dia sendiri berkeliling industri yang sama, mencoba mengumpulkan uang untuk menyelamatkan perusahaan dan pelanggannya sendiri.

Baca juga: Alihkan Tabungan ke Kripto karena Takut Dampak Invasi, Pria Ini Malah Kehilangan Seluruh Uangnya

Runtuhnya Bursa Kripto FTX

Pertanyaan tentang stabilitas keuangan FTX yang sebenarnya mulai banyak beredar setelah sebuah artikel di situs CoinDesk menunjukkan bahwa raksasa perdagangan Bankman-Fried, Alameda Research, bertumpu pada pondasi yang sebagian besar terdiri dari koin yang berasal dari perusahaan saudara FTX, bukan aset independen.

Tuduhan lebih lanjut bahwa Alameda Research menggunakan simpanan pelanggan FTX sebagai pinjaman untuk perdagangan, dimuat di Wall Street Journal.

Awal dari akhir cerita kebangkrutan ini dimulai ketika pesaing utama FTX - Binance - secara terbuka menjual semua token kripto yang terkait dengan FTX beberapa hari kemudian.

CEO Binance Changpeng Zhao mengatakan kepada 7,5 juta pengikutnya bahwa perusahaannya akan menjual aset perusahaan itu dengan harga yang lebih rendah, "melihat pengungkapan baru-baru ini".

Cuitan itu memicu investor di FTX kabur. Pelanggan yang panik menarik miliaran dolar dari bursa kripto itu.

Alhasil perusahaan memutuskan untuk menghentikan penarikan dan Bankman-Fried mencoba mendapatkan dana talangan. Adapun Binance pada satu tahap sempat secara terbuka mempertimbangkan membeli semua saham, tapi akhirnya mundur.

Baca juga: Hacker Korea Utara Kian Lihai Rampok Kripto, Kini Sasar Game Axie Infinity

Binance mengatakan laporan "dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan penyelidikan agensi AS" telah mempengaruhi keputusannya.

Sehari kemudian, FTX dinyatakan pailit.

Bankman-Fried meminta maaf dalam serangkaian cuitan yang mengatakan: "Saya benar-benar minta maaf, sekali lagi, kami berakhir di sini.

"Semoga ada cara-cara untuk pulih. Semoga ini dapat membawa transparansi, kepercayaan, dan tata kelola kepada mereka."

Dia juga mengatakan dia "terkejut melihat segala sesuatunya dipreteli dengan cepat."

Begitulah dunia kripto. Harga Bitcoin telah jatuh ke level terendah dalam dua tahun dan banyak yang bertanya-tanya - jika FTX bisa jatuh bersama dengan pemimpin ajaibnya, apa yang akan jatuh selanjutnya?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Global
Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com