Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliarder Industri Tambang Komitmen Berikan Rp 1 Triliun untuk Membangun Kembali Ukraina

Kompas.com - 18/11/2022, 22:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

CANBERRA, KOMPAS.com - Andrew Forrest, miliarder industri tambang Australia berkomitmen akan memberikan lebih dari Rp 1 triliun (740 juta dollar AS) ke dana investasi global untuk rekonstruksi Ukraina.

"Saya mengundang investor profesional, reksadana dan dana kekayaan negara, serta semua yang meyakini bahwa menyerang negara lain adalah kesalahan terburuk dalam sejarah umat manusia, untuk bergabung dengan kami," kata Forrest dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Guardian pada Kamis (17/11/2022).

Investasi 500 juta dollar AS (Rp 7,8 triliun) yang diberikan Forrest merupakan komponen pertama yang diumumkan dari dana investasi global untuk rekonstruksi Ukraina.

Baca juga: Pakar Ukraina Tiba di Polandia untuk Selidiki Tembakan Rudal Buatan Rusia

Kontribusi Forrest akan datang dari Grup Tattaran, perusahaan investasi yang dioperasikan oleh raja pertambangan itu bersama istrinya, Nicola.

Secara keseluruhan pendanaan itu diharap akan tumbuh hingga minimal 25 miliar dollar AS (sekitar Rp 400 miliar) dan sampai 100 miliar dollar AS (Rp 1,6 kuadriliun).

Reruntuhan hotel yang sebagian hancur terkena rudal di Bakhmut, wilayah Donetsk, di tengah perang Rusia vs Ukraina terkini pada 27 Juli 2022. Foto diambil dan dirilis oleh layanan darurat Ukraina.UKRAINE EMERGENCY SERVICE via AFP Reruntuhan hotel yang sebagian hancur terkena rudal di Bakhmut, wilayah Donetsk, di tengah perang Rusia vs Ukraina terkini pada 27 Juli 2022. Foto diambil dan dirilis oleh layanan darurat Ukraina.
Forrest, pendiri Fortescue Metals, mengaku telah bernegosiasi dengan pemerintah di Ukraina, Australia, Amerika Serikat dan Inggris, OECD dan anggota komunitas bisnis internasional, termasuk perusahaan investasi BlackRock.

Dia mengatakan juga telah memberi pengarahan kepada Presiden AS Joe Biden, mantan perdana menteri Inggris Boris Johnson, perdana menteri Australia, Anthony Albanese, sekretaris jenderal OECD Mathias Cormann, utusan khusus PBB Michael Bloomberg, dan CEO BlackRock Larry Fink.

Dia mengklaim dana tersebut akan mengantarkan "zaman keemasan" baru untuk Ukraina.

Baca juga: Ukraina Terkini: Gelombang Serangan Terbaru Rusia Terjadi Saat Salju Mulai Turun

Dalam wawancara dengan surat kabar Nine, Forrest menyamakan dorongan investasi dengan rencana Marshall, program bantuan pasca perang 1948 dari Amerika Serikat untuk membantu membangun kembali Eropa setelah perang dunia kedua.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio Nasional ABC, Forrest mengklaim “bantuan” investasi ini akan memiliki "efek pengganda 10 kali lipat" di Ukraina.

“Anda akan ingat keajaiban ekonomi Jerman, keajaiban ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II … Ukraina akan lebih cepat mendapatkannya,” katanya.

“Dari dana negara hingga investor profesional, institusi di seluruh dunia dan di Australia, ini akan menjadi investasi yang bagus.”

Miliarder pertambangan Australia itu menghabiskan seminggu di Ukraina pada Juni lalu, untuk bertemu Zelinsky dan sebagian besar pemerintahannya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-267 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Siap Buktikan Tak Terlibat Ledakan Polandia, Rusia Puji Respons AS

Menurutnya Zelensky, "Inisiatif Pertumbuhan Hijau Ukraina" diharapkan tumbuh menjadi 100 miliar dollar AS (Rp 1,6 kuadriliun).

Nilai tersebut menyemai investasi dalam infrastruktur energi dan komunikasi untuk mengubah Ukraina menjadi "ekonomi hijau digital" dalam pemulihan dari perang Rusia.

Dengan itu, dia mengklaim negara eksportir gandum itu akan menjadi "perekonomian dengan pertumbuhan tercepat jika bukan di dunia setidaknya di Eropa."

“Andrew dan saya telah sepakat kami tidak akan mengganti infrastruktur era komunis Rusia, sebaliknya kami akan melompat ke teknologi terbaru,” kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah pernyataan pada Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Serangan Rusia Hantam Berbagai Kota Ukraina Hari Ini

“Kami akan menunjukkan bahwa apa yang dihancurkan Rusia dapat dengan mudah diganti dengan infrastruktur hijau dan digital terbaru yang paling modern.”

“Seluruh dunia dapat melihat bagaimana Rusia, yang tidak mampu menang di medan perang, meneror infrastruktur sipil. Ongkos rekonstruksi meningkat dengan setiap serangan baru,” kata Zelinsky.

“Suatu hari agresor akan membayar semuanya secara penuh, tetapi rakyat kami tidak dapat menunggu listrik dan pemanas selama berbulan-bulan. Kita perlu memulihkan Ukraina sekarang! Itulah mengapa proyek ini sangat tepat waktu.”

Sebuah pemandangan menunjukkan pabrik baja Azovstal di kota Mariupol pada 10 Mei 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. AFP PHOTO/STRINGER Sebuah pemandangan menunjukkan pabrik baja Azovstal di kota Mariupol pada 10 Mei 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com