Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

G20 dan Nasib Rusia - Ukraina

Kompas.com - 16/11/2022, 11:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"MARI akhiri perang," demikain kalimat bernada imbauan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).

 

Jokowi tidak menyebut "perang Ukraina" secara langsung. Namun semua orang menangkap maksdunya.   

Jokowi mengatakan, perang akan menyebabkan krisis lebih parah bagi semua negara, tak hanya para pihak yang terlibat langsung, dalam hal ini Rusia dan Ukraina, walau sekali lagi Jokowi tidak menyebut hal itu secara langsung.

Baca juga: NATO dan Negara G7 Adakan Pertemuan Darurat di Sela-sela KTT G20, Bahas Ledakan di Polandia

Tak hanya Jokowi, seruan untuk menghentikan perang juga disampaikan Presiden Ukraina, Volodymir Zelensky. Melalui tayangan video di KTT G20, Zelensky berharap forum G20 bisa menjadi momentum untuk menghentikan perang yang saat ini berkecamuk di negaranya. Dia menekankan pesannya itu kepada para pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dan pemimpin China, Xi Jinping.

Ajakan serupa juga disampaikan Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi. Ia menyerukan agar pihak yang berperang dan bersengketa di Ukraina melakukan gencatan senjata. Rusia dan Ukraina diminta untuk duduk bersama menyelesaikan konflik melalui jalur diplomasi.

Diplomasi Jokowi

Bukan sekali ini Jokowi berupaya menengahi konflik yang saat ini terjadi antara Rusia dan Ukraina. Beberapa bulan, sebelum KTT G20 dilaksanakan, Jokowi sudah menyambangi kedua pemimpin yang sedang terlibat perang itu.

Pertama Jokowi menemui Presiden Ukraina, Volodymir Zelensky. Sehari setelahnya, Jokowi menemui Presiden Rusia, Vladimir Putin. Jokowi meminta kepada kedua kepala negara agar perang segera dihentikan.

Baca juga: Macron Serukan Pembahasan Rudal Rusia Hantam Polandia di KTT G20

Selain agar korban jiwa tak terus berjatuhan, hal itu juga untuk ‘mengamankan’ pasokan pangan dari kedua negara ke berbagai belahan dunia yang terganggu akibat perang yang berkepanjangan.

Namun, sepertinya upaya Jokowi tak membuahkan hasil yang memuaskan. Pasalnya, sampai saat ini kedua negara masih ‘baku hantam’.

Kedua kepala negara itu juga tidak datang di KTT G20 di Bali. Zelensky hanya memberi sambutan melalui tayangan video. Putin mengutus Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov untuk datang mewakili.

Petugas pemadam kebakaran bekerja setelah serangan drone di gedung-gedung di Kyiv, Ukraina, Senin, 17 Oktober 2022. Operator energi Kyiv mengatakan pada Minggu (23/10/2022), pemadaman listrik terjadwal diterapkan di ibu kota Ukraina setelah serangan berulang-ulang Rusia pada infrastruktur energi negara itu.AP PHOTO/ROMAN HRYTSYNA Petugas pemadam kebakaran bekerja setelah serangan drone di gedung-gedung di Kyiv, Ukraina, Senin, 17 Oktober 2022. Operator energi Kyiv mengatakan pada Minggu (23/10/2022), pemadaman listrik terjadwal diterapkan di ibu kota Ukraina setelah serangan berulang-ulang Rusia pada infrastruktur energi negara itu.
Peran penting Indonesia

Forum KTT G20 bisa menjadi momentum untuk, paling tidak, mendesak para pihak menghentikan perang di Ukraina. Apalagi, Presiden AS Joe Biden dan Pemimpin China Xi Jinping hadir di forum ini. Dua kepala negara adidaya itu diyakini mampu memengaruhi kebijakan politik Rusia dan Ukraina.

Indonesia bisa mendorong perang antara Rusia-Ukraina segera diakhiri dan meminta semua negara berkomitmen menjaga perdamain dunia. Indonesia bisa mengambil peran penting karena hampir semua kepala negara yang saat ini ‘bertikai’ datang dan berkumpul.

Banyak yang berharap, Indonesia bisa memfasilitasi perdamaian agar perang antara Rusia dan Ukraina bisa segera diakhiri.

Pemulihan ekonomi

Selain menyerukan perdamaian dunia, fokus Indonesia sebagai presidensi G20 adalah pemulihan ekonomi global pascapandemi. Pasalnya, pertemuan para kepala negara dan pemerintahan anggota G20 kali ini dibayangi ancaman resesi ekonomi.

Dunia juga terancam mengalami krisis pangan dan energi akibat perang yang masih terjadi. Namun, banyak yang meragukan KTT G20 akan menghasilkan kesepakatan bersama, baik terkait penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina maupun dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi.

Baca juga: Soal Persyaratan Negosiasi dengan Rusia, Sekjen NATO: Semua Terserah Ukraina

Perbedaan pandangan dan sikap soal perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dianggap akan memengaruhi keputusan para kepala negara dan pemerintahan yang hadir di Bali. Meski demikian, banyak yang berharap pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping bisa membawa angin segar. Tak hanya terkait konflik antara Rusia dan Ukraina, namun juga terkait upaya pemulihan ekonomi global agar ancaman resesi tak terjadi.

Akankah G20 menghasilkan kesepakatan bersama terkait penyelesaian perang antara Rusia dan Ukraina? Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (16/11/2022) di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com