Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Daging Sebabkan Emisi Global Naik? Ini yang Dibahas dalam KTT Iklim COP27

Kompas.com - 15/11/2022, 21:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KAIRO, KOMPAS.com - Pada setiap pagi di konferensi iklim COP27, pengunjuk rasa anti-daging tampak mengenakan kostum babi dan sapi, memegang spanduk yang mengecam jejak karbon ternak, dan meneriakkan slogan-slogan seperti "Ayo menjadi vegan, ayo bebas."

Dilansir dari Reuters, kelompok aktivis dan perusahaan rintisan telah menghadiri KTT iklim selama dua minggu di Mesir untuk memberikan tekanan pada ratusan pembuat kebijakan global di sana atas hubungan cinta dunia dengan daging dan perannya dalam pemanasan.

Tuntutan mereka berkisar dari menurunkan konsumsi daging hingga kebijakan yang tampaknya aneh seperti transisi ke daging berbasis sel yang ditanam di tong baja, yang dapat menghilangkan kebutuhan akan tanaman pakan, lahan peternakan, dan rumah jagal.

Baca juga: COP27 dan Geopolitik Mineral Kritis

Sapi, domba, babi, dan ternak lainnya bertanggung jawab atas sekitar 20 persen emisi gas rumah kaca global, menurut penilaian peer-review yang dipimpin oleh para peneliti di University of Illinois dan diterbitkan tahun lalu.

Dan para peneliti khawatir dampaknya mungkin lebih besar, setelah upaya baru-baru ini untuk mengukur emisi di setiap peternakan AS, dengan, katakanlah, menerbangkan pesawat pendeteksi metana di atasnya, menunjukkan bahwa mereka menghasilkan lebih dari yang diperkirakan.

"Kami tampaknya sangat tidak setuju. Hampir setiap kali ... pengukuran ini dilakukan, mereka tidak setuju dengan (data resmi)," kata Matthew Hayek, seorang peneliti di Universitas New York.

Menyadari bahwa mereka tidak dapat lagi mengabaikan peran produksi pangan dalam pemanasan, para perunding dari hampir 200 negara di COP27 mengadakan diskusi yang berfokus pada hal itu untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade sejarah KTT PBB.

Baca juga: Sekjen PBB di Konferensi Iklim COP27: Kita di Jalan Tol Menuju Neraka Iklim

Namun pengurangan produksi daging dan susu belum menjadi agenda pemerintah, banyak di antaranya memberikan subsidi miliaran dolar kepada peternak.

Sebaliknya, mereka memajukan kebijakan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan ternak, termasuk dengan aditif pakan yang mengurangi emisi gas ternak, dan memotong atau menangkap metana yang terbawa dari tumpukan kotoran.

"Ini tidak akan pernah menjadi cara untuk mencapai nol," kata Max Weiss, juru kampanye di Plant Based Treaty, sebuah kelompok aktivis global yang mempromosikan pola makan tanpa daging. "Kita harus menjauh dari produksi hewan."

Baca juga: Konferensi Iklim COP27: Indonesia Tambah Target Turunkan Emisi, tapi Pertahankan Batu Bara

Ilmuwan iklim juga skeptis bahwa tindakan yang disukai industri akan berjalan cukup jauh. Andy Reisinger, spesialis emisi pertanian yang merupakan wakil ketua panel iklim IPCC PBB, mengatakan aditif pakan akan mempromosikan jenis pertanian intensif yang mendorong emisi.

"Ini akan menghasilkan produksi ternak yang lebih intensif yang akan membutuhkan lahan yang lebih luas untuk menghasilkan pakan ternak, memberi tekanan pada lahan hutan," kata Reisinger kepada Reuters.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com