BERLIN, KOMPAS.com – Seorang pejabat Jerman yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa KTT G20 di Bali pada 15-16 November bakal berupaya keras menyepakati komunike final.
Sumber tersebut menambahkan, perselisihan dagang dengan AS mengenai apa yang dilihat banyak negara sebagai proteksionisme yang berkembang juga bisa menjadi agenda pembicaraan.
Di satu sisi, Jerman ingin agar tidak terbentuk faksi-faksi dalam KTT G20 di Bali mendatang.
Baca juga: Putin Dipastikan Tak Hadir di KTT G20, Rusia Diwakili Menlu Sergei Lavrov
Pejabat Jerman tersebut menuturkan, ukuran keberhasilan KTT G20 akan didasarkan pada banyaknya pembicaraan bilateral dengan komunike.
Saat ini, Pemerintah Jerman tidak memiliki tanggapan khusus yang disiapkan untuk kemungkinan kehadiran langsung Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ditanya apakah pembicaraan damai Ukraina dapat berlangsung dalam KTT G20, pejabat itu mengatakan bahwa KTT G20 bukanlah forum yang tepat.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dikonfirmasi akan menghadiri KTT G20 di Bali. Sebelum tiba di Indonesia, Scholz terlebih dulu akan berkunjung ke Vietnam dan Singapura.
Baca juga: Rishi Sunak Akan Mengonfrontasi Putin jika Hadiri KTT G20 di Bali
Kepresidenan Indonesia dalam G20 tahun ini dan persiapan untuk gelaran KTT di Bali dibayangi oleh invasi Rusia ke Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan dan energi global.
Beberapa negara G20, seperti AS dan Jerman, telah menjatuhkan serentetan sanksi kuat terhadap Rusia akibat invasinya ke Ukraina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.