Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Pertimbangkan Beli Rudal Jelajah AS, Ini Tujuannya

Kompas.com - 28/10/2022, 16:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang sedang mempertimbangkan untuk membeli rudal Amerika Serikat (AS) karena berusaha untuk melawan ancaman regional yang berkembang, termasuk dari Korea Utara.

Pemerintah Jepang mengutarakan rencana pembelian rudal jelajah Tomahawk yang dikembangkan AS tersebut pada Jumat (28/10/2022).

Pembelian rudal itu kemungkinan akan menjadi kontroversial di negara yang militernya tidak diakui secara resmi di bawah konstitusi pasca-Perang Dunia II.

Baca juga: Ukraina Hari Ini: Rusia Tembakkan Rudal dan Drone ke Mykolaiv, Eskalasi Tak Terkendali

Surat kabar harian Yomiuri Shimbun melaporkan bahwa Jepang sedang dalam tahap akhir diskusi dengan pemerintah AS mengenai pembelian rudal jarak menengah, yang diluncurkan dari laut.

“Semenanjung Korea akan berada dalam jangkauan rudal, tergantung pada area peluncuran,” lapor surat kabar itu, mengutip sumber Pemerintah Jepang yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari AFP.

Media Jepang lainnya juga melaporkan Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan pembelian rudal Tomahawk.

Ditanya tentang laporan itu, juru bicara Pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan para menteri sedang "mempelajari" kemungkinan itu, tetapi belum ada keputusan.

Korea Utara tembakkan rudal balistik

Faktanya, hanya berselang beberapa jam setelah Matsuno memberikan komentar, Korea Utara menembakkan rudal balistik yang tidak ditentukan.

Baca juga:

Penembakkan rudal itu dilaporkan oleh militer Korea Selatan.

Wakil menteri luar negeri Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat memperingatkan pada awal pekan ini bahwa uji coba nuklir Korea Utara akan menemui "respons kuat yang belum pernah terjadi sebelumnya" setelah serangan rudal dari negara yang terisolasi itu.

Pengeluaran pertahanan Jepang telah meningkat hampir setiap tahun selama dekade terakhir, tetapi tekanan telah tumbuh untuk pendanaan yang lebih besar setelah invasi Rusia ke Ukraina dan tekanan China yang meningkat di Taiwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com