Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Busana Pengantin Palembang Berhasil Bikin Warga Namibia Terkesima

Kompas.com - 24/10/2022, 13:36 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - “Amazing! Stunning! Beautiful!”, demikian ungkapan kekaguman masyarakat Namibia usai menyaksikan ragam busana tradisional Indonesia yang ditampilkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Windhoek dalam acara Resepsi Diplomatik Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Indonesia di kota Windhoek, Kamis (13/10/2022).

Tak sekadar menyemarakkan Dirgahayu Indonesia, momentum tersebut dipakai KBRI Windhoek untuk memamerkan keragaman budaya Nusantara, salah satunya dalam bidang fesyen dan kuliner.

Untuk diketahui, resepsi diplomatik tersebut dikemas dengan pagelaran budaya. Lebih dari 120 orang tamu undangan hadir dalam acara tersebut, mulai dari pejabat pemerintahan, kalangan diplomatik, pebisnis, akademisi, jurnalis, hingga diaspora Indonesia di Namibia, Friends of Indonesia.

Sedikitnya sembilan busana tradisional dari berbagai daerah di Tanah Air mejeng dalam acara tersebut, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.

Baca juga: Tingkatkan Akses Pasar Ekspor, KBRI Windhoek Gelar Forum Bisnis di Namibia

Dubes) Republik Indonesia (RI) Windhoek Y M Wisnu Edi Pratinyo bersama Wakil Menlu Namibia, Hon. Jennely Matundu. Wisnu mengatakan, upaya promosi budaya Nusantara diharapkan semakin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Namibia, memperkuat hubungan antara masyarakat dan membuka peluang kerja sama baru.Dok. Humas KBRI Windhoek Dubes) Republik Indonesia (RI) Windhoek Y M Wisnu Edi Pratinyo bersama Wakil Menlu Namibia, Hon. Jennely Matundu. Wisnu mengatakan, upaya promosi budaya Nusantara diharapkan semakin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Namibia, memperkuat hubungan antara masyarakat dan membuka peluang kerja sama baru.

Pada kesempatan tersebut, Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) Windhoek, Y M Wisnu Edi Pratinyo dan Nyonya Anti Riantini Pratignyo, pejabat dan staf KBRI, serta Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Windhoek mengenakan busana tradisional Indonesia sebagai wujud promosi budaya Tanah Air di Namibia.

"Upaya promosi budaya Nusantara diharapkan dapat semakin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Namibia, memperkuat hubungan dengan masyarakat lokal, serta membuka peluang kerja sama baru," ujar Wisnu dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Adapun busana-busana yang ditampilkan, lanjut Wisnu, merupakan  koleksi pribadi staf KBRI, dan juga pengurus DWP KBRI Windhoek.

Baca juga: KBRI Windhoek Gelar Taste of Indonesia

Staf KBRI Windhoek serta pengurus DWP pun didapuk sebagai model dalam resepsi diplomatik tersebut.

Terkesima busana pengantin Palembang

Sebagai informasi, pagelaran dibuka dengan peragaan busana tradisional pasangan pengantin Palembang yang terdiri dari songket merah berlapis emas dilengkapi aksesori hiasaan berwarna senada yang menutupi bagian pundak hingga dada, serta mahkota berlapis emas.

Tampil dengan warna mencolok, busana tersebut memberi kesan mewah dan gemerlap.

Para undangan menikmati kuliner khas Indonesia, yakni gulai ayam, tempe bacem, nasi goreng, dan jajanan pasar, antara lain, kue pukis, rempeyek, dan Lapis Surabaya. 



Dok. Humas KBRI Windhoek Para undangan menikmati kuliner khas Indonesia, yakni gulai ayam, tempe bacem, nasi goreng, dan jajanan pasar, antara lain, kue pukis, rempeyek, dan Lapis Surabaya.

Aksi lenggak-lenggok model pasangan pengantin Palembang pun berhasil memukau tamu undangan.

Kekaguman para undangan semakin semarak dengan peragaan busana tradisional lainya, seperti busana tradisional pengantin wanita dari Jawa Tengah (Jateng), Padang-Sumatera Barat (Sumbar), Bali, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sumatera Utara (Sumut), dan Kalimantan Barat (Kalbar).

Baca juga: Namibia Miliki Jalan Terbaik di Afrika dan Nomor 23 Dunia, Bagaimana Indonesia?

Adapun pagelaran busana tradisional Indonesia ditutup dengan peragaan busana kebaya dari Jawa Barat (Jabar).

“Pemerintah Indonesia memprakarsai kampanye “Kebaya Goes To UNESCO”. Upaya ini bertujuan untuk mendorong kebaya Indonesia sebagai warisan budaya takbenda,” terang Wisnu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com