Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Tahun Vladimir Putin dan 7 Periode Penting yang Membentuk Pemikirannya

Kompas.com - 07/10/2022, 22:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

Protes di Moskwa, 2011-2013

Keyakinan yang tersebar luas - dan kredibel - bahwa pemilihan parlemen 2011 dicurangi memicu protes yang pecah ketika Putin mengumumkan akan mencalonkan diri untuk pemilihan kembali pada 2012.

Dikenal sebagai "Protes Bolotnaya" sesuai nama alun-alun Moskwa yang dipenuhi massa saat itu, unjuk rasa ini mewakili ekspresi oposisi publik terbesar di bawah Putin.

Baca juga: Jatuhnya Lyman adalah Kekalahan Memalukan Bagi Rusia dan Putin

Keyakinannya adalah bahwa unjuk rasa diprakarsai, didorong dan diarahkan oleh Washington. Dia pun menyalahkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton secara pribadi.

Bagi Putin, itu adalah bukti bahwa cara tanpa kompromi atau kejam mungkin bisa dilakukan, dan Barat datang langsung untuknya, dan bahwa, pada dasarnya, dia dalam situasi berperang.

Isolasi dari Covid, 2020-2021

Ketika Covid-19 melanda seluruh dunia, Putin mengalami isolasi yang tidak biasa bahkan untuk otokrat personalistik.

Siapa pun yang akan bertemu dengannya harus diisolasi selama dua minggu di bawah penjagaan dan kemudian harus melewati koridor bermandikan sinar ultraviolet pembunuh kuman dan semprotan kabut desinfektan.

Saat ini, jumlah sekutu dan penasihat yang dapat bertemu dengan Putin menyusut secara dramatis menjadi segelintir orang yang setuju dengannya atau sesama pejabat yang agresif kebijakannya.

Baca juga: Menerka Langkah Putin Selanjutnya setelah Caplok 4 Wilayah Ukraina

Menurut Profesor Mark Galeotti, kondisi itu membuat presiden Rusia yang kini berusia 70 tahun itu mendapat pendapat alternatif yang minim dan bahkan hampir tidak melihat negaranya sendiri.

“Putin tampaknya telah "belajar" bahwa semua asumsinya benar dan semua prasangkanya dibenarkan, dan benih-benih invasi ke Ukraina pun tertanam,” pungkas Galeotti.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com