MOSKWA, KOMPAS.com - Penarikan pasukan Rusia dari kota Lyman yang strategis dan penting di Ukraina timur telah memicu kritik terbuka yang langka terhadap petinggi militer Rusia oleh tokoh-tokoh pro-perang Rusia yang terkemuka dan akun media sosial yang berpengaruh.
Bukan suara oposisi atau anti-perang yang memimpin paduan suara ketidakpuasan ini. Kritik terbaru justru disuarakan tokoh-tokoh pro-perang, yang tidak senang dengan cara kementerian pertahanan Rusia melakukan perang di Ukraina.
Baca juga: Pasukan Ukraina Rebut Belasan Permukiman dari Tentara Rusia, Kemajuan Besar dalam Sepekan
Salah satu yang pertama bereaksi terhadap hilangnya kendali atas kota strategis Lyman adalah Ramzan Kadyrov, pemimpin Republik Chechnya Rusia dan pendukung setia Presiden Vladimir Putin.
Dalam sebuah unggahan Telegram pada 1 Oktober, ia menyalahkan Jenderal Alexander Lapin, komandan Distrik Militer Pusat Rusia, dan perwira senior di Staf Umum Rusia atas kerugian tersebut.
"Jika terserah pada saya, saya akan menurunkan Lapin dari jabatannya, melucuti penghargaannya, memberinya senapan serbu dan mengirimnya ke depan untuk membasuh rasa malunya dengan darah," katanya dalam unggahannya, yang telah dilihat lebih dari 7,6 juta kali sebagaimana dilansir BBC pada Selasa (4/10/2022).
Kritiknya terhadap komando militer Rusia kemudian didukung oleh sekutu Kremlin Yevgeny Prigozhin, seorang maestro media dan pendiri perusahaan militer swasta Wagner.
Baca juga: Dikabarkan Akan Gunakan Nuklir di Ukraina, Ini Jawaban Rusia
"Pernyataan ekspresif Kadyrov tidak sepenuhnya sesuai dengan gaya saya. Tapi saya bisa mengatakannya, Ramzan, Anda seorang bintang, (yang) mengatakan apa adanya!" katanya dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh perusahaan Konkord-nya di halaman media sosial VK mereka.
Lanskap media Rusia dikontrol dengan ketat, sehingga tidak mengherankan bahwa tiga saluran TV utama negara itu mengecilkan kemunduran pasukan Putin dari Lyman dalam buletin berita malam primetime mereka pada 2 Oktober, dan mengabaikannya sama sekali kekalahan tersebut dalam buletin berita pagi mereka pada 3 Oktober.
Namun, platform berbagi video seperti YouTube dan saluran media sosial Telegram semakin populer di Rusia di tengah larangan situs-situs seperti Facebook, Instagram dan Twitter - dan di sinilah kritik lebih lanjut terhadap petinggi Rusia ditemukan.
Selama penampilan di saluran YouTube propagandis Kremlin Vladimir Solovyov pada 1 Oktober, anggota parlemen dan mantan jenderal Andrei Gurulyov mengatakan dia "tidak bisa menjelaskan kekalahan di Lyman".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.