Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2022, 18:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Demo Iran pecah menentang kematian Mahsa Amini dan menewaskan sedikitnya 36 orang, kata kelompok hak asasi ICHRI yang berbasis di New York.

Kematian Mahsa Amini (22) terjadi pekan lalu setelah penangkapannya oleh polisi moral negara itu, karena disebut  mengenakan jilbab secara tidak pantas. Berita kematiannya memicu amarah yang meluas.

Polisi moral adalah unit polisi khusus yang memberlakukan aturan ketat pakaian untuk wanita Iran, termasuk kewajiban berjilbab.

Baca juga: Demo Iran Pecah di 15 Kota Usai Kematian Mahsa Amini, Wanita yang Ditahan Polisi karena Jilbab

Menurut catatan pemerintah, korban tewas naik menjadi setidaknya 17 pada Kamis (22/9/2022), termasuk lima personel keamanan.

Namun, Pusat Hak Asasi Manusia Iran (ICHRI) yang berbasis di New York mengatakan bahwa sumbernya menyebutkan angka itu jauh lebih tinggi.

"Pada hari ke-7 #IranProtest, para pejabat mengakui setidaknya 17 kematian dengan sumber independen mengatakan 36," kata CHRI di Twitter pada Kamis (22/9/2022) malam.

"Diperkirakan jumlahnya meningkat. Para pemimpin dunia harus menekan pejabat Iran untuk mengizinkan protes tanpa tindakan mematikan," lanjutnya dikutip dari kantor berita AFP.

Sejak kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022, tiga hari setelah dia ditangkap di Teheran oleh polisi moral, demo Iran pecah di mayoritas pusat kota besar termasuk ibu kota Teheran, Isfahan, Mashhad, Rasht, dan Saqez.

Baca juga:

Orang-orang berunjuk rasa menentang Presiden Iran Ebrahim Raisi di luar markas PBB di New York City, Amerika Serikat, Rabu (21/9/2022). Demo Iran pecah setelah kematian Mahsa Amini (22), perempuan Iran yang ditangkap polisi karena disebut mengenakan jilbab secara tidak pantas.GETTY IMAGES/STEPHANIE KEITH via AFP Orang-orang berunjuk rasa menentang Presiden Iran Ebrahim Raisi di luar markas PBB di New York City, Amerika Serikat, Rabu (21/9/2022). Demo Iran pecah setelah kematian Mahsa Amini (22), perempuan Iran yang ditangkap polisi karena disebut mengenakan jilbab secara tidak pantas.
“Pemerintah merespons dengan peluru tajam, pellet gun, dan gas air mata, menurut video yang dibagikan di media sosial yang juga menunjukkan pengunjuk rasa berdarah deras,” ujar ICHRI.

Ada juga foto-foto pengunjuk rasa merusak atau membakar potret pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan mendiang komandan Garda Revolusi Qasem Soleimani. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebagai tanggapan, aparat keamanan menembaki massa dengan tembakan burung dan pelet logam serta mengerahkan gas air mata juga meriam air, kata Amnesty International dan kelompok hak asasi manusia lainnya.

Sementara itu, para pedemo melemparkan batu ke arah aparat, membakar mobil polisi, dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah, kata kantor berita Pemerintah Iran IRNA.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Global
Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Global
Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Global
Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Global
Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Global
Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Global
Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Global
Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Global
60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

Global
Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Global
Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Global
Rusia Tangkis Serangan Udara Ukraina di Sevastopol Crimea

Rusia Tangkis Serangan Udara Ukraina di Sevastopol Crimea

Global
200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

Global
Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Global
[POPULER GLOBAL] Perkampungan Ilegal WNI di Malaysia | Penelitian 'Jasad Alien' di Meksiko

[POPULER GLOBAL] Perkampungan Ilegal WNI di Malaysia | Penelitian "Jasad Alien" di Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com