Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Malaysia Ismail Beri Sinyal Pemilu Sudah Dekat

Kompas.com - 19/09/2022, 22:28 WIB
Ericssen,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Pemilihan umum (Pemilu) Malaysia di depan mata.

Spekulasi pemilu dini parlemen "Negeri Jiran” semakin kencang akhir-akhir ini setelah Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri berkali-kali memberi isyarat parlemen akan segera dibubarkan.

Terakhir pada Sabtu (17/9/2022), Ismail menyampaikan akan segera memutuskan tanggal pemilu setelah berdiskusi dengan Presiden partai berkuasa Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi.

Baca juga: Selagi Melayat Ratu Elizabeth II, Presiden Singapura dan Raja Malaysia Bertemu

“Pemilu sudah sangat dekat. Tunggulah sebentar lagi. Saya mendengarkan permintaan saudara-saudara,” ucap Ismail ketika meluncurkan mesin kampanye sayap pemuda Barisan Nasional, koalisi yang saat ini memerintah Malaysia, sebagaimana dikutip dari The Star Malaysia.

Adapun pemilihan parlemen Malaysia harus digelar paling lambat September 2023.

Restorasi hegemoni UMNO

Tiga tahun setelah kekalahan mengejutkan pada pemilu pada Mei 2018, UMNO bertekad untuk merestorasi hegemoni kekuasaan sebagai partai terkuat Malaysia.

Kata stabilitas terus digaung-gaungkan UMNO mengingatkan rakyat Malaysia akan krisis politik berkepanjangan setelah kemenangan koalisi oposisi Pakatan Harapan.

Dalam waktu hanya 2,5 tahun, Malaysia dipimpin tiga PM yang berbeda dari tiga koalisi yang berbeda.

Sebelum Ismail naik pada Agustus 2022, Mahathir Mohamad dan Muhyiddin Yassin masing-masing memerintah selama 22 dan 17 bulan.

Baca juga: Miss Taiwan Menangis Dilarang Kibarkan Bendera Taiwan di Kontes Malaysia

Di tengah kesulitan ekonomi dunia, perang Rusia-Ukraina, dan pandemi Covid-19, popularitas UMNO mulai pulih ditandai dengan kemenangan telak di pemilu negara bagian Melaka dan Johor.

Partai beraliran nasionalisme Melayu itu merebut kembali dua pertiga mayoritas di parlemen kedua negara bagian itu.

Walau kerap diserang oposisi sebagai partai korup terutama setelah meledaknya skandal korupsi 1MDB yang menjebloskan mantan PM Najib Razak ke penjara, pengalaman UMNO selama 61 tahun di pucuk kekuasaan menjadi faktor utama kembalinya pemilih.

Berjayanya kembali UMNO juga tidak terlepas dari terceraiberainya oposisi Malaysia.

Pemimpin Pakatan Harapan Anwar Ibrahim kali ini memilih jalan sendiri dibanding kembali berkoalisi dengan Mahathir dan Muhyiddin yang menghalangi jalannya menuju kursi PM yang telah diidamkannya selama lebih dari dua dekade.

Membelotnya Muhyiddin dari koalisi Pakatan Harapan pada Februari 2020 mempersulit dibangunnya kembali kepercayaan antara Anwar dan Muhyiddin serta Muhyiddin dan Mahathir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com