Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Juta Warga Jepang Diminta Mengungsi, Antisipasi Topan Nanmadol

Kompas.com - 18/09/2022, 08:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Al Jazeera

TOKYO, KOMPAS.com - Sekitar dua juta warga Jepang diminta mencari perlindungan sebelum Topan Nanmadol menerjang negara tersebut.

Stasiun tv nasional NHK melaporkan, badan cuaca telah mengeluarkan peringatan khusus yang langka tentang badai kuat.

Topan Nanmadol diperkirakan akan menerjang Jepang pada Minggu (18/9/2022).

Baca juga: Detik-detik Penyelamatan Kru Kapal Hong Kong yang Terbelah di Laut China Selatan Dihantam Topan Chaba

NHK pada Sabtu (17/9/2022) mewartakan, instruksi evakuasi tingkat empat–-tertinggi kedua–-diberlakukan untuk orang-orang di Kagoshima, Kumamoto, dan Miyazaki di wilayah Kyushu, Jepang selatan.

Adapun Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tertinggi untuk Kagoshima. Ini adalah peringatan khusus pertama terkait topan yang dikeluarkan di luar wilayah Okinawa sejak sistem saat ini dimulai pada 2013.

Pada Sabtu (17/9/2022) malam Topan Nanmadol digolongkan dalam kategori "membahayakan". Anginnya berkecepatan hingga 270 km/jam dam melayang sekitar 200 km utara-timur laut pulau Minami Daito, bagian dari serangkaian pulau terpencil di Okinawa.

Topan Nanmadol diperkirakan akan mendekati atau mendarat pada Minggu (18/9/2022) di prefektur Kagoshima, kemudian bergerak ke utara pada hari berikutnya lalu menuju pulau utama Jepang.

"Ada risiko badai yang belum pernah terjadi sebelumnya, gelombang tinggi, gelombang badai, dan rekor curah hujan," kata Ryuta Kurora, kepala unit prakiraan Badan Meteorologi Jepang, dikutip dari Al Jazeera.

“Diperlukan kehati-hatian maksimal,” imbuhnya seraya mendesak warga untuk mengungsi lebih awal. "Ini topan yang sangat berbahaya."

"Angin akan sangat kencang sehingga beberapa rumah mungkin ambruk," lanjut Kurora kepada wartawan, juga memperingatkan potensi banjir dan tanah longsor.

Baca juga:

Peringatan evakuasi meminta warga Jepang pindah ke tempat penampungan atau akomodasi alternatif yang dapat menahan cuaca ekstrem.

Namun ini tidak wajib, dan selama peristiwa cuaca ekstrem sebelumnya otoritas bersusah payah meyakinkan penduduk untuk berlindung cukup cepat.

Kurora menambahkan, bahkan di dalam gedung yang kuat pun warga harus berhati-hati.

"Silakan pindah ke gedung-gedung kokoh sebelum angin kencang mulai bertiup dan menjauhlah dari jendela bahkan di dalam gedung-gedung kokoh," katanya pada konferensi pers larut malam.

Jepang saat ini sedang dalam musim topan dan menghadapi sekitar 20 badai seperti itu setiap tahun. Biasanya kondisi ini diiringi hujan lebat yang menyebabkan tanah longsor atau banjir bandang.

Pada 2019, Topan Hagibis menerjang Jepang saat menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugbi, menewaskan lebih dari 100 orang.

Setahun sebelumnya, Topan Jebi membuat Bandara Kansai di Osaka tutup dan 14 orang tewas.

Tahun 2018, banjir dan tanah longsor menewaskan lebih dari 200 orang di Jepang barat selama musim hujan tahunan negara itu.

Baca juga: [Cerita Dunia] Berkecepatan 315 Km/Jam, Topan Haiyan Ratakan Pesisir Filipina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com