Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Provokator Semikonduktor

Kompas.com - 05/09/2022, 12:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANYAK pakar saat ini menaruh perhatian pada berbagai ancaman di sektor komoditas. Tidak hanya di sektor minyak dan gas, komoditas teknologi seperti komponen chip semikonduktor ternyata sangat terpukul dalam beberapa waktu belakangan ini.

Chip semikonduktor merupakan komponen yang sangat penting di era teknologi, karena bagaikan “otak” dari alat-alat elektronik yang kita gunakan sehari-hari. Sistem kerja dari semikonduktor ini diibaratkan sebagai penengah antara konduktor dan isolator, yang mengatur aliran arus listrik pada kondisi tertentu di dalam alat-alat elektronik.

Fenomena kelangkaan chip semikonduktor saat ini tampaknya menimbulkan dampak negatif pada pasokan produk yang bergantung pada komponen kecil itu, di antaranya komputer, konsol game, smartphone, hingga kendaraan, dan mesin-mesin industri.

Dampak Covid-19 dan ketegangan geopolitik

Fakta menunjukkan bahwa kelangkaan itu terjadi utamanya akibat pandemi Covid-19, yang memengaruhi baik sisi penawaran maupun permintaan komponen tersebut.

Baca juga: Kelangkaan Cip Semikonduktor Diprediksi Terjadi sampai 2023

Namun, pandemi Covid-19 bukanlah satu-satunya penyebab langkanya ketersediaan chip semikonduktor. Meningkatnya ketegangan geopolitik dan inflasi yang tinggi menyebabkan penurunan siklus permintaan chip serta memicu kepanikan di berbagai sektor industri teknologi.

Financial Times edisi Agustus 2022 melaporkan, CEO dari Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), Zhao Haijun, menyampaikan bahwa tumpang tindihnya berbagai faktor yang salah satunya mencakup ancaman konflik regional, telah membawa kepanikan bagi berbagai pelaku industri.

Kepanikan itu menyebabkan reaksi ekstrem di beberapa bagian rantai pasokan chip, dengan banyaknya pembeli yang tiba-tiba membatalkan pesanannya. Meskipun Zhao tidak menyebutkan secara spesifik ancaman regional apa yang dimaksud, banyak analis yang menghubungkannya dengan tensi yang saat ini terjadi antara China dan Taiwan, pasca guncangan perang Rusia-Ukraina.

Baca juga: Ingin Saingi China, Biden Kucurkan Subsidi Besar ke Industri Semikonduktor AS

Taiwan adalah salah satu dari tiga negara, selain Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), yang memiliki kemampuan untuk memproduksi chip semikonduktor berteknologi advanced. Salah satu perusahaan Taiwan yang menaungi produksi chip semikonduktor terbesar di dunia saat ini adalah Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).

Semenjak didirikan Morris Chang tahun 1987, perusahaan ini berhasil berkembang pesat dan mengukir sejarah sebagai perusahaan nasional Taiwan pertama yang mencatatkan dirinya di New York Stock Exchange (NYSE).

Perusahaan ini banyak menangani produksi untuk komponen elektronik dengan merek-merek terkenal seperti AMD, Apple, ARM, Broadcom, Marvell, MediaTek, dan Nvidia. Bahkan, perusahaan-perusahaan besar di bidang teknologi lainnya yang memiliki pabrik chip semikonduktornya sendiri, seperti Intel dan Texas Instrument, juga menjalin kerjasama terkait produksinya dengan pabrik milik TSMC.

Perusahaan itu juga berkontribusi pada lebih dari setengah produksi chip dunia yang desainnya dibuat berdasarkan preferensi pesanan, dan sekitar 90 persen dari pasokan chip global berteknologi advanced.

Tentunya, hal itu membuat Taiwan menempatkan dirinya sebagai aktor utama dari rantai pasokan global di sektor teknologi. Sayangnya, ketegangan antara AS dan China saat ini sepertinya akan sangat mengganggu kondisi perekonomian Taiwan.

Povokasi AS

Terlepas dari tensi China dan Taiwan, negara-negara lain di dunia sepertinya harus menyusun ulang strategi rantai pasokan global chip semikonduktornya. Hal ini akibat adanya undang-undang terbaru terkait produksi chip semikonduktor domestik, dan inisiasi pembentukan aliansi produsen chip dunia, yang semuanya di motori AS.

Layaknya sebuah provokasi, AS berupaya untuk meningkatkan produksi chip semikonduktor dalam negerinya, dengan semakin meninggalkan ketergantungannya terhadap China.

DilansirVOA pada Agustus lalu, Presiden AS Joe Biden akhirnya menandatangani rancangan undang-undang terbaru terkait chip dan sains. Undang-undang tersebut sengaja dibuat untuk meningkatkan daya saing AS di bidang teknologi dengan mengalokasikan anggaran miliaran dolar bagi produksi semikonduktor dalam negeri beserta risetnya.

Baca juga: Apa Itu Chip Semikonduktor, Komponen Motor yang Disebut Mulai Langka?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com