TOKYO, KOMPAS.com – Jepang akan mengembangkan dan memproduksi rudal jelajah dan rudal balistik berkecepatan tinggi secara massal.
Produksi rudal yang dikebut tersebut merupakan bagian dari upaya Jepang untuk menghadapi ancaman dari China dan Rusia, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (1/9/2022).
Rencana tersebut diungkapkan dalam permintaan anggaran tahunan Kementerian Pertahanan Jepang.
Baca juga: Kawasan Menegang, Rudal Yunani Dikabarkan Kunci Target F-16 Turkiye
Di satu sisi, rencana tersebut akan melanggar aturan ekspansi militer Pasukan Bela Diri Jepang yang dibatasi secara konstitusional pasca-Perang Dunia II.
“China terus mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo secara sepihak dan memperdalam aliansinya dengan Rusia,” kata Kementerian Pertahanan Jepang dalam permintaan anggarannya.
“Ini juga memberikan tekanan di sekitar Taiwan dengan latihan militer yang seharusnya dan tidak meninggalkan penggunaan kekuatan militer sebagai cara untuk menyatukan Taiwan dengan seluruh China,” sambungnya.
Kekhawatiran mengenai ancaman China semakin meningkat ketika lima rudal balistik Beijing jauth di perairan kurang dari 160 Kilometer (Km) dari Jepang pada Agustus.
Baca juga: Tiga Perwira Angkatan Udara India Dipecat karena Tak Sengaja Tembakkan Rudal ke Pakistan
Kementerian Pertahanan Jepang juga menyebut Korea Utara sebagai ancaman bagi Tokyo.
Dalam permintaan anggaran, rudal jelajah yang rencananya akan diproduksi massal adalah jenis yang diluncurkan dari darat, versi jarak jauh dari rudal Tipe 12 yang dirancang Mitsubishi Heavy Industries.
Kementerian Pertahanan Jepang juga meminta anggaran untuk mengembangkan rudal lain, termasuk hulu ledak hipersonik.
Kendati demikian, Kementerian Pertahanan Jepang tidak memberikan kisaran harga untuk senjata yang diusulkan, atau mengatakan berapa banyak yang direncanakan untuk dikerahkan.
Baca juga: Selama Menginvasi Ukraina, Rusia Luncurkan Rudal Hipersonik Kinzhal 3 Kali
Tetapi, rudal-rudal tersebut kemungkinan akan dapat mencapai target di daratan China jika dikerahkan di sepanjang gugus Kepulauan Okinawa.
Di sisi lain, Jepang telah memesan rudal yang diluncurkan dari udara, termasuk Joint Strike Missile (JSM) buatan Kongsberg Norwegia serta Joint Air-to-Surface Stand-Off Missile (JASSM) Lockheed Martin Corp dengan jangkauan hingga 1.000 Km.
Perdana Menteri Fumio Kishida pernah menyebut keamanan di Asia Timur rapuh setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Dia juga berjanji untuk secara substansial meningkatkan pengeluaran pertahanan untuk mempersiapkan Jepang menghadapi konflik regional.
Baca juga: 3 Jet MiG-31E Rusia dengan Rudal Hipersonik Dipindah ke Dekat Negara NATO
Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dalam manifesto pemilihan majelis tinggi pada Juli berjanji untuk menggandakan pengeluaran pertahanan menjadi 2 persen dari PDB-nya selama lima tahun.
Keputusan tersebut akan menjadikan Jepang sebagai pembelanja militer terbesar ketiga di dunia di belakang AS dan China.
Selain meningkatkan rudal dan amunisi lainnya, militer Jepang ingin mengembangkan pertahanan siber, kemampuan perang elektromagnetik, dan kehadirannya di luar angkasa.
Baca juga: Taiwan Pamer F-16V, Jet Tempurnya yang Paling Canggih Dilengkapi Rudal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.