Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Ambang Krisis Demografi, China Ubah Kebijakan demi Tingkatkan Angka Kelahiran Lagi

Kompas.com - 18/08/2022, 11:11 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China berjanji meningkatkan layanan sebelum dan sesudah melahirkan untuk mendorong lebih banyak orang memiliki anak, dan menegaskan kembali niatnya untuk "mencegah" aborsi, dalam usaha membalikkan tingkat kelahiran yang terus menurun.

Langkah-langkah yang diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China termasuk janji untuk membuat perawatan kesuburan lebih mudah diakses.

Selama beberapa tahun, pihak berwenang mencegah perluasan akses IVF (bayi tabung) untuk wanita lajang, dan hanya mengizinkannya untuk pasangan yang sudah menikah. Tuntutan pengadilan oleh seorang wanita baru-baru ini juga dimentahkan.

Baca juga: India Akan Menyalip Populasi China pada 2023, Jadi Negara Berpenduduk Terbanyak

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan akan memandu pemerintah daerah dan lembaga kesehatan untuk membuat perubahan.

Itu termasuk dengan penyediaan “layanan yang ditargetkan kepada massa melalui pendidikan kesehatan, konseling psikologis, layanan pengobatan tradisional China, perawatan obat, perawatan bedah, teknologi reproduksi berbantuan dan cara lain.”

Semua itu dimaksudkan “untuk meningkatkan tingkat pencegahan kehamilan dan pengobatan infertilitas”.”

Kampanye pendidikan kesehatan reproduksi juga akan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, sambil “mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi yang tidak diperlukan secara medis.”

Langkah-langkah tersebut dinilai penting untuk mempromosikan pembangunan seimbang jangka panjang dari populasi.

Baca juga: Populasi Seoul Terus Menurun, Kenapa Warga Korea Selatan Enggan Tinggal di Ibu Kota dan Apa Dampaknya?

Pedoman tersebut menandai upaya yang paling komprehensif di tingkat nasional. Termasuk untuk mengurangi aborsi, yang umumnya mudah diakses selama bertahun-tahun.

Setidaknya 9,5 juta aborsi dilakukan antara 2015 hingga 2019, menurut laporan yang diterbitkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China pada akhir 2021, tetapi beberapa ahli meyakini jumlahnya jauh lebih tinggi.

Pemerintah “Negeri Tirai Bambu” sebelumnya secara terbuka menyatakan niatnya untuk mencegah “aborsi non-medis” pada September 2021, tetapi belum mendefinisikan apa yang dimaksud dengan aborsi “non-medis”, atau bagaimana mencegahnya.

Di ambang krisis demografi

China memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah di dunia, dan upaya pemerintah untuk mendorong orang memiliki lebih banyak anak belum berhasil.

Negara ini diambang krisis demografis dengan tingkat pertumbuhan penduduk terendah dalam lebih dari enam dekade.

Baca juga: Populasi Menyusut Drastis, Koala Terancam Punah

Biaya hidup yang tinggi, pernikahan yang tertunda, dan kurangnya mobilitas sosial sering disebut-sebut sebagai faktor penyebab keengganan kaum muda China untuk memiliki anak.

Kebijakan satu anak pemerintah selama beberapa dekade, dan termasuk aborsi paksa juga diyakini berpengaruh pengaruh pada kondisi saat ini.

Halaman:
Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Global
Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Global
Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Global
Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Global
Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Global
Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Global
Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Global
Konsulat Iran di Paris Diancam Akan Diledakkan, Polisi Turun Tangan

Konsulat Iran di Paris Diancam Akan Diledakkan, Polisi Turun Tangan

Global
Ledakan Terjadi di Penampungan Pasukan Pro-Iran di Baghdad Irak

Ledakan Terjadi di Penampungan Pasukan Pro-Iran di Baghdad Irak

Global
Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Kasus Trump

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Kasus Trump

Global
Iran Disebut Remehkan Serangan Israel, Tak Ada Rencana Membalas

Iran Disebut Remehkan Serangan Israel, Tak Ada Rencana Membalas

Global
Serangan Israel ke Iran Disebut Sengaja Dibuat Kecil, Kurangi Risiko Perang Besar

Serangan Israel ke Iran Disebut Sengaja Dibuat Kecil, Kurangi Risiko Perang Besar

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Balas Serangan Iran | AS Veto Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

[POPULER GLOBAL] Israel Balas Serangan Iran | AS Veto Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Global
Kim Jong Un Rilis Lagu Baru yang Isinya Puji Diri Sendiri

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru yang Isinya Puji Diri Sendiri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com