KYIV, KOMPAS.com – Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-172 pada Minggu (14/8/2022) sejak dimulai pada 24 Februari.
Berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-172, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Saat Turis Rusia ke Finlandia Disambut dengan Lagu Ukraina…
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pasukannya menargetkan tentara Rusia yang menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Dan, lanjut Zelensky, pasukan Ukraina menargetkan tentara Rusia yang memanfaatkan PLTN Zaporizhzhia sebagai pangkalan untuk menembak.
“Setiap tentara Rusia yang menyerang pembangkit, atau menembak dengan memanfaatkan pembangkit sebagai perlindungan, harus memahami bahwa dia menjadi target khusus untuk agen intelijen kami, untuk layanan khusus kami, untuk tentara kami,” kata Zelenskiy.
Baca juga: Ukraina Berhasil Rusak Jembatan Kedua yang Penting di Wilayah yang Diduduki Rusia
Wali Kota Zaporizhzhia yang diasingkan, Anatolii Kurtiev, mengatakan pada Sabtu (13/8/2022) bahwa PLTN tersebut mendapat serangan baru dari Rusia.
Pejabat lokal Rusia, Vladimir Rogov, menulis di Telegram bahwa pasukan Ukraina menembaki PLTN Zaporizhzhia.
Pertempuran sengit khususnya difokuskan di Desa Pisky, dekat Bandara Donetsk, kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam update informasi intelijen di Twitter.
Baca juga: Pasukan Rusia yang Menembak dari atau ke PLTN Zaporizhzhia Jadi Target Khusus Ukraina
Moskwa mengancam bahwa hubungan Rusia dengan AS akan hancur lebur jika Washington menyita aset-aset milik Rusia.
Ancaman tersebut disampaikan Kepala Departemen Amerika Utara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Darchiev dalam wawancara dengan kantor berita TASS.
Kapal Brave Commander yang disewa PBB akan berangkat dari Ukraina ke Etiopia beberapa hari mendatang setelah kapal itu selesai memuat lebih dari 23.000 metrik ton gandum di Pivdennyi.
Baca juga: Ukraina Klaim Mampu Serang Semua Jalur Pasokan Rusia di Selatan
Kapal tersebut akan menjadi kargo bantuan makanan kemanusiaan pertama menuju Afrika di bawah kesepakatan akses biji-bijian yang ditengahi PBB.
Razoni, kapal kargo pertama yang berangkat dari Ukraina dua pekan lalu berdasarkan kesepakatan, mendekati pelabuhan Tartous Suriah pada Minggu.
Kapal tersebut semula ditolak oleh pembeli aslinya dari Lebanon, kata dua sumber pengiriman.
Baca juga: Sebut Muslim Tatar Menderita karena Rusia, Dubes Ukraina Minta Bantuan Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.