Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Penipuan Mirip Mama Minta Pulsa Mulai Marak di Australia

Kompas.com - 12/08/2022, 19:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Modus penipuan yang mirip dengan "mama minta pulsa" yang pernah marak di Indonesia beberapa tahun silam, kini dilaporkan banyak terjadi di Australia.

Polisi menyatakan, dalam aksinya pelaku mengaku sebagai "anak" dari calon korbannya, yang sedang ditimpa masalah dan memerlukan bantuan segera.

Tahun ini, setidaknya 25 korban penipuan yang berasal dari Eropa, telah terdeteksi di negara bagian Victoria dengan ibu kota Melbourne.

Baca juga: Dugaan Penipuan Pajak, Bintang Pop Shakira Terancam Penjara 8 Tahun

Para korban biasanya menerima pesan WhatsApp atau SMS dari nomor tak dikenal yang meniru identitas anak mereka.

Menurut polisi, pesan yang disampaikan sering mengatakan sesuatu seperti, "Halo ibu, saya ganti nomor nih karena ponsel saya rusak. Jadi untuk sementara saya menggunakan nomor ini."

Pelaku kemudian akan meminta uang dari korban, dengan menggunakan modus keadaan darurat yang memerlukan bantuan uang dengan segera.

Polisi menyebutkan sebagian besar pelaku penipuan semacam ini berbasis di luar negeri dan tidak dikenal oleh para korban.

Baca juga: Trump dan Dua Anaknya Akan Bersaksi atas Dugaan Penipuan Terkait Aset-asetnya

Contoh upaya penipuan melalui pesan SMS yang mengatasnamakan anak yang sedang ditimpa suatu masalah dan butuh bantuan segera.TWITTER via ABC INDONESIA Contoh upaya penipuan melalui pesan SMS yang mengatasnamakan anak yang sedang ditimpa suatu masalah dan butuh bantuan segera.

Sersan Detektif John Cheyne dari Cybercrime Squad menyebut, modus penipuan semacam itu mudah menarik hati para korban.

"Seorang anak yang menyampaikan bahwa ponsel mereka hilang atau rusak dan membutuhkan bantuan uang, dapat dimengerti sebagai situasi yang membuat orang tua akan bereaksi tanpa berpikir panjang," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Jika kita pernah menerima pesan dari nomor tak dikenal yang meminta uang, sebaiknya kita meminta semacam verifikasi," kata Detektif Cheyne.

"Jika mereka tidak dapat membuktikan atau tidak bersedia menjelaskan siapa mereka, jangan pernah transfer uangnya," tambahnya.

Baca juga: Elizabeth Holmes, “Miliarder Wanita Termuda Dunia” Divonis atas Penipuan Teknologi Kesehatan

Pelaku biasanya mengigiring korbannya mengobrol beberapa saat sebelum minta bantuan uang. TWITTER via ABC INDONESIA Pelaku biasanya mengigiring korbannya mengobrol beberapa saat sebelum minta bantuan uang.

Sebuah laporan terbaru dari Australian Competition and Consumer Commission menemukan penipu online berhasil mengeruk dana sebesar 1,8 miliar dollar Australia dari warga Australia pada 2021 atau meningkat dua kali lipat dari 2020.

Dengan memperhitungkan perkiraan jumlah penipuan yang tidak dilaporkan, angka kerugian diperkirakan itu melebihi 2 miliar dollar Australia.

"Seringkali, kejadian seperti ini tidak dilaporkan karena berbagai alasan, termasuk ketakutan atau rasa malu. Kadang korbannya juga merasa tidak yakin jika telah terjadi pelanggaran," kata Sersan Cheyne.

"Makanya, kami mendorong siapa pun yang menjadi sasaran penipuan seperti ini untuk melapor ke polisi," ujarnya.

Siapa pun di Australia yang sudah jadi korban penipuan disarankan segera menghubungi bank mereka dan melaporkan kejadiannya melalui situs ReportCyber.

Baca juga: Pria AS Lakukan Penipuan Dana Bantuan Covid untuk Beli Lamborghini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com