Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Saingi China, Biden Kucurkan Subsidi Besar ke Industri Semikonduktor AS

Kompas.com - 10/08/2022, 16:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani undang-undang yang menyediakan 52,7 miliar dollar AS (Rp 784 miliar) subsidi, untuk produsen dan penelitian semikonduktor AS.

Ini merupakan langkah penting dalam upaya untuk meningkatkan persaingan Amerika Serikat dengan inisiatif ilmiah dan teknologi China.

“Masa depan akan dibuat di Amerika,” kata Biden pada penandatanganan Gedung Putih pada Selasa (9/8/2022) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Presiden ke-46 AS itu menyebut undang-undang tersebut sebagai “investasi sekali dalam satu generasi di Amerika sendiri”.

Baca juga: Semikonduktor, “Senjata Rahasia yang Mungkin Bisa Buat Taiwan Tak Jadi Ukraina Berikutnya

Pemerintahan Biden sebelumnya menggarisbawahi bahwa undang-undang tersebut, yang sekarang disebut CHIPS and Science Act, sangat penting untuk keamanan nasional, bersaing dengan China, dan mengurangi ketergantungan AS pada Taiwan dan Korea Selatan untuk teknologi penting.

Departemen Perdagangan AS belum menetapkan pedoman untuk mengevaluasi pemberian hibah, dan tidak jelas kapan proyek akan dibiayai.

Penandatanganan tersebut dihadiri oleh kepala eksekutif Micron, Intel, Lockheed Martin, HP dan Advanced Micro Devices, serta pejabat kabinet dan pemimpin industri mobil dan serikat pekerja, termasuk Presiden United Auto Workers Ray Curry, kata Gedung Putih.

Perusahaan semikonduktor AS telah mulai mengumumkan miliaran investasi. Qualcomm berkomitmen menghabiskan total 7,4 miliar dollar AS untuk pembelian antara sekarang dan 2028, setelah setuju memperoleh chip semikonduktor senilai 4,2 miliar dollar AS tambahan dari fasilitas manufaktur GlobalFoundries New York pada Senin (8/8/2022).

Baca juga: Kekurangan Chip, Sejumlah Produsen Mobil Pangkas Produksi Global

Pangsa pasar AS akan meningkat dari 2 persen menjadi 10 persen sebagai hasil dari pengumuman Micron tentang investasi 40 miliar dollar AS dalam pembuatan chip memori, menurut Gedung Putih.

Pada Selasa (9/8/2022), Micron mengatakan bahwa investasinya akan menghasilkan hingga 40.000 pekerjaan di bidang manufaktur dan konstruksi, dan mengantisipasi menerima dana dari tagihan semikonduktor.

Kelangkaan chip yang terus menerus telah berdampak pada segala hal mulai dari kendaraan, senjata, mesin cuci, dan video game.

Kekurangan pasokan yang terus mempengaruhi pembuat mobil, berdampak pada ribuan mobil dan truk terhenti di Michigan tenggara sambil menunggu chip.

Undang-undang yang baru diteken Biden juga memberikan kredit pajak investasi 25 persen untuk fasilitas chip, yang diperkirakan bernilai 24 miliar dollar AS.

Untuk membayar investasi tersebut, Kongres masih perlu mengadopsi undang-undang alokasi terpisah.

Partai Republik meminta agar pembatasan penting dilakukan sehingga anak perusahaan China juga termasuk dalam undang-undang tersebut. Jadi bisnis yang menerima bantuan harus setuju untuk tidak mengembangkan pembuatan semikonduktor canggih mereka di China.

Baca juga: 4 Pria Muslim Dibunuh, Presiden AS Joe Biden Angkat Suara

China telah menentang undang-undang semikonduktor melalui lobi. Kedutaan Besar China di Washington mengatakan China “dengan tegas menentang” hal itu, menyebutnya mengingatkan pada “mentalitas Perang Dingin”.

Banyak anggota parlemen AS mengatakan bahwa mereka biasanya tidak akan mendukung subsidi besar untuk bisnis swasta, tetapi juga mencatat bahwa China dan Uni Eropa telah memberikan miliaran insentif kepada perusahaan chip mereka.

Mereka juga menyebutkan kekhawatiran tentang keamanan nasional dan masalah signifikan dengan rantai pasokan global, yang telah menghambat industri global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com