Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu Perempuan Iran Butuh Sertifikat Perawan untuk Menikah...

Kompas.com - 10/08/2022, 09:10 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

TEHERAN, KOMPAS.com - Di Iran, perawan sebelum menikah adalah status yang penting bagi banyak perempuan dan keluarga mereka.

Bahkan kaum pria terkadang meminta sertifikat keperawanan.

Praktik ini telah dianggap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan semakin banyak warga yang menentangnya selama setahun terakhir.

Baca juga: Pasukan Taliban dan Iran Bentrok di Perbatasan, 1 Orang Tewas

"Kamu tidak perawan. Kamu menipu saya sehingga saya menikahimu. Tak ada orang yang mau menikahimu jika mereka tahu yang sebenarnya".

Ini adalah pernyataan suami Mariam kepadanya setelah mereka berhubungan seks untuk pertama kali.

Tapi, Mariam berkeras meyakinkan suaminya bahwa dirinya tidak pernah berhubungan seks dengan lelaki lain, meskipun alat kelaminnya tidak mengeluarkan darah karena selaput dara yang pecah.

Suami Mariam tidak percaya dan meminta Mariam untuk mendapatkan sertifikat keperawanan.

Ini bukan hal yang janggal di Iran.

Banyak perempuan mendatangi dokter setelah menikah guna menjalani tes yang membuktikan bahwa mereka tidak pernah berhubungan seks.

Akan tetapi, menurut WHO, tes keperawanan tidak ada landasan ilmiahnya.

Sertifikat yang didapat Mariam menyatakan selaput daranya tergolong "elastis".

Itu artinya vaginanya bisa saja tidak berdarah setelah berhubungan seks penetratif.

Baca juga: Iran Dilaporkan Eksekusi 32 Orang dalam Sepekan

"Harga diri saya terluka. Saya tidak berbuat salah tapi suami saya tetap menghina saya. Saya sudah tidak tahan lagi jadi saya mengambil beberapa pil dan mencoba bunuh diri," ungkap dia.

Mariam sempat mencoba bunuh diri, tapi gagal.

Dia dilarikan ke rumah sakit tepat pada waktunya dan berhasil selamat.

"Saya tidak pernah melupakan hari-hari kelam itu. Berat badan saya menyusut 20 kg pada waktu itu," kata dia.

Seruan mengakhiri tes keperawanan

Kisah Maryam dialami banyak perempuan lainnya di Iran.

Berstatus perawan sebelum menikah masih amat penting bagi banyak perempuan dan keluarga mereka. Hal itu berakar pada konservatisme budaya.

Namun, baru-baru ini keadaan mulai berubah.

Baca juga: Saat Masyarakat Iran Hidup Damai Berdampingan dalam Perbedaan Agama dan Mazhab…

Sejumlah perempuan dan pria di Iran berkampanye untuk mengakhiri tes keperawanan.

November 2021 lalu, sebuah petisi daring menerima hampir 25.000 tanda tangan dalam waktu sebulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com