Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Martinus Ariya Seta
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

Eduard Bloch, Dokter Yahudi Sahabat Keluarga Hitler

Kompas.com - 10/08/2022, 09:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

EDUARD Bloch adakah dokter langganan keluarga Adolf Hitler. Austria merupakan tanah kelahiran Hitler meskipun dunia mengenalnya sebagai orang Jerman. Hitler lahir di kota kecil Braunau, sebuah daerah yang berdekatan dengan perbatasan Jerman.

Ketika menginjak usia 10 tahun, Hitler bersama keluarganya pindah ke kota Linz. Di kota inilah, keluarga Hitler mengenal Eduard Bloch, seorang dokter keturunan Yahudi.

Dr. Bloch adalah seorang dokter yang baik hati. Dia memasang tarif praktik sesuai dengan kemampuan pasien dan bahkan sering tidak memungut bayaran sama sekali.

Nama Dr. Bloch di kota Linz cukup terkenal. Sang dokter selalu siap sedia menangani pasien, termasuk ketika ada permintaan mendadak di malam hari atau di musim dingin.

Baca juga: 29 Juli 1921: Adolf Hitler Pimpin Partai Nazi, Fasisme Jadi Momok di Eropa

Dr. Bloch juga tidak segan-segan mengunjungi para pasien di rumah mereka masing-masing meskipun mereka sudah sembuh. Eduard Bloch bukan hanya seorang dokter, tetapi juga orang yang religius.

Dia mengerti dengan baik bahasa Ibrani, sejarah dan ajaran Yahudi. Karena hal ini, Dr. Bloch dipilih sebagai pimpinan komunitas Yahudi di kota Linz.

Dokter Bloch merawat Klara Hitler

Awal perjumpaan Dr. Bloch dengan keluarga Hitler terjadi pada 14 Januari 1907. Ibunya Adolf Hitler yang bernama Klara Hitler menemui Dr. Bloch untuk memeriksakan sakit yang dirasakan di dadanya.

Bloch mendiagnosis bahwa Klara Hitler menderita kanker payudara. Bloch tidak mengatakan hasil diagnosis kepada Klara Hitler, tetapi menyampaikannya kepada anak-anaknya.

Ketika itu, Adolf Hitler masih berusia 18 tahun. Setelah mendengarkan diagnosis sang dokter, Hitler pun sangat terpukul.

"Air mata pun keluar dari matanya. Dia (Hitler) bertanya apakah ibunya sudah tidak lagi memiliki harapan kesembuhan. Aku menyadari bahwa cinta antara ibu dan anak ini begitu besar. Aku menjelaskan kepadanya (Hitler) bahwa harapan masih ada, tetapi kecil. Ternyata setitik harapan ini merupakan sebuah penghiburan bagi dirinya (Hitler),“ kata Dr. Bloch sebagaimana ditulis Brigitte Hamann dalam Hitlers Edeljude: Das Leben des Armenarztes Eduard Bloch (2008).

Adolf Hitler bersama anggota Partai Nazi pada 1930.German Federal Achives Adolf Hitler bersama anggota Partai Nazi pada 1930.
Akhirnya, Klara Hitler menjalani operasi. Operasi dipimpin oleh seorang dokter bernama Karl Urban. Klara Hitler meminta Dr. Eduard Bloch ikut mendampinginya di ruang operasi.

Setelah meninggalkan rumah sakit, penanganan kesehatan Klara Hitler ditangani Dr. Bloch. Klara Hitler adalah janda seorang pegawai pajak yang hidupnya ditopang oleh uang pensiun. Suaminya, Aloysius Hitler, meninggal pada 3 Januari 1903.

Klara Hitler melakukan kontrol secara rutin di tempat praktik Dr. Bloch. Kondisi Klara Hitler lama-kelamaan semakin memburuk sampai akhirnya dia hanya bisa berbaring di tempat tidur.

Pada 22 Oktober 1907, Dr. Bloch menyampaikan kepada keluarga Hitler bahwa sang ibu sudah tidak memiliki harapan lagi. Setiap hari, Dr. Bloch mengunjungi Klara Hitler yang terbaring di tempat tidur.

Hitler memang memiliki hubungan yang dekat dengan sang ibu. Sementara hubungan dengan sang ayah dapat dikatakan tidak harmonis. Pada saat kematian ayahnya, Hitler tidak menunjukkan raut kesedihan sama sekali.

Baca juga: Mengapa Hitler Kalah di Perang Dunia II?

Hitler sangat terpukul dengan ajal yang mendekati ibunya.

"Dia (Klara Hitler) menanggung penderitaanya dengan berani, tanpa keraguan atau keluhan. Akan tetapi sepertinya rasa sakit sang ibu menyiksa anaknya (Adolf Hitler). Wajahnya diliputi ketakutan melihat wajah sang ibu yang tersiksa karena menahan rasa sakit. Hampir tidak ada lagi yang bisa dilakukan,“ ucap Dr. Bloch.

Setiap hari, Dr. Bloch mengunjungi sinagoga untuk berdoa. Bukan tidak mungkin, nama Klara Hitler diucapkan dalam doanya.

Pada 21 Desember 1907, Klara Hitler menghembuskan nafas terakhirnya. Keesokan harinya, Dr. Bloch mendatangi keluarga Hitler di rumah duka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com