Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbulan-bulan Pembicaraan, Otorias Chad dan Pemberontak Sepakat Damai

Kompas.com - 08/08/2022, 16:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

DOHA, KOMPAS.com – Otoritas transisi Chad dan beberapa kelompok pemberontak menandatangani perjanjian damai di Doha, Qatar, pada Senin (8/8/2022).

Penandatanganan tersebut dilakukan menjelang dialog rekonsiliasi nasional yang akan berlangsung akhir bulan ini.

Dalam perjanjian tersebut, para pihak yang terlibat setuju untuk mengikuti dialog nasional yang inklusif, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Mantan Diktator Chad, Hissene Habre, Meninggal karena Covid-19

Upacara penandatanganan perjanjian dihadiri oleh perwakilan otoritas transisi Chad serta lebih dari 30 kelompok pemberontak.

Menteri Luar Negeri Chad Mahamat Zene Cherif mengatakan kepada wartawan bahwa dia yakin perjanjian itu akan mengarah pada perdamaian berkelanjutan di Chad.

Dia menambahkan, sebanyak 1.500 perwakilan akan menghadiri dialog nasional pada 20 Agustus.

Dialog nasional dimaksudkan untuk mencakup berbagai kelompok, partai, pemerintah, dan pemberontak.

Baca juga: Pemimpin Junta Chad: Kelompok Pemberontak Terus Melawan

“Sebagian besar kelompok bersenjata menandatangani perjanjian ini dan mereka akan mengambil bagian dalam dialog nasional,” ujar Cherif.

“Dan dialog nasional yang inklusif ini adalah forum untuk semua orang Chad,” imbuhnya, menepis kekhawatiran bahwa tidak semua kelompok telah menandatangani kesepakatan itu.

Seorang sumber yang mengetahui perjanjian tersebut mengatakan, mereka yang menandatanganinya menyepakati gencatan senjata permanen dan bekerja menuju perlucutan senjata sipil.

Otoritas transisi Chad juga telah berkomitmen untuk tidak meluncurkan operasi militer terhadap kelompok-kelompok yang telah menandatangani kesepakatan itu di negara-negara tetangga.

Baca juga: Presiden Chad Terbunuh di Medan Perang, Oposisi Minta Bantuan Warga Sipil dan Dunia

Otoritas transisi Chad saat ini dipimpin oleh Mahamat Idriss Deby, yang tahun lalu merebut kekuasaan setelah kematian ayahnya.

Deby mendeklarasikan dirinya sebagai kepala Dewan Militer Transisi pada April 2021 setelah ayahnya, Idriss Deby, tewas saat mengunjungi pasukan yang memerangi pemberontakan di utara.

Awalnya, Dewan Militer Transisi mengatakan akan mengawasi transisi ke pemerintahan demokratis selama 18 bulan.

Menteri Luar Negeri Qatar Syekh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani meminta kelompok-kelompok yang belum membubuhkan tada tangannya untuk segera bergabung dalam perjanjian tersebut.

Baca juga: Presiden Chad Tewas Saat Perang Lawan Pemberontak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com