Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gustavo Petro Dilantik Jadi Presiden Kolombia Pertama dari Sayap Kiri

Kompas.com - 08/08/2022, 08:12 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Gustavo Petro Dilantik sebagai Presiden Kolombia Pertama dari Sayap Kiri

BOGOTA, KOMPAS.com – Gustavo Pretro dilantik sebagai Presiden Kolombia pada Minggu (7/8/2022).

Dengan ini, dia menjadi Presiden Kolombia pertama yang berasal dari sayap kiri.

Gustavo Petro adalah mantan anggota kelompok gerilya M-19 Kolombia.

Di hari pelantikannya, dia berjanji untuk memerangi ketidaksetaraan dan membawa perdamaian ke negara yang dihantui oleh perseteruan antara pemerintah, pengedar narkoba, dan kelompok pemberontak itu.

Baca juga: Sempat Rusak, Presiden Kolombia Perbaiki Hubungan dengan Venezuela

Gustavo Petro memenangkan pemilihan presiden pada bulan Juni 2022 dengan mengalahkan partai-partai konservatif yang menawarkan perubahan moderat pada ekonomi ramah pasar.

Tetapi, dia dilaporkan telah gagal untuk terhubung dengan pemilih yang frustrasi dengan meningkatnya kemiskinan dan kekerasan terhadap pemimpin hak asasi manusia (HAM) serta kelompok lingkungan di daerah pedesaan.

Dilansir dari Associated Press (AP), Gustavo Petro mengatakan di hari pelantikannya sebagai Presiden pada Minggu, bahwa Kolombia mendapatkan "kesempatan kedua" untuk mengatasi kekerasan dan kemiskinan.

Dia berjanji bahwa pemerintahnya akan menerapkan kebijakan ekonomi yang berusaha untuk mengakhiri ketidaksetaraan yang sudah berlangsung lama dan memastikan "solidaritas" dengan bangsa yang paling rentan.

Gustavo Petro bersedia untuk memulai pembicaraan damai dengan kelompok-kelompok bersenjata di seluruh negeri dan juga meminta Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya untuk mengubah kebijakan narkoba yang berfokus pada larangan zat seperti kokain dan menyulut konflik kekerasan di Kolombia maupun di negara Amerika Latin lainnya.

Baca juga: Gustavo Petro, Presiden Kiri Pertama Kolombia dan Tantangan ke Depannya

“Sudah waktunya untuk konvensi internasional baru yang menerima bahwa perang melawan narkoba telah gagal. Tentu saja perdamaian itu mungkin. Tapi itu tergantung pada kebijakan obat-obatan terlarang saat ini yang diganti dengan langkah-langkah kuat yang mencegah konsumsi di masyarakat maju,” ungkap dia.

Gustavo Petro menggambarkan kebijakan antinarkotika pimpinan AS sebagai sebuah kegagalan.

Tetapi, pria berusia 62 tahun itu juga mengatakan dia ingin bekerja dengan AS "secara setara", membangun skema untuk memerangi perubahan iklim atau membawa infrastruktur ke daerah pedesaan di mana banyak petani mengatakan daun koka adalah satu-satunya tanaman yang layak ditanam.

Petro juga membentuk aliansi dengan pemerhati lingkungan selama kampanye presiden dan telah berjanji untuk mengubah Kolombia menjadi "pembangkit tenaga listrik global untuk kehidupan" dengan memperlambat deforestasi dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil.

Baca juga: Profil Gustavo Petro, Mantan Pemberontak yang Jadi Presiden Kolombia

Dia mengatakan Kolombia akan berhenti memberikan lisensi baru untuk eksplorasi minyak dan akan melarang proyek fracking, meskipun industri minyak membuat hampir 50 persen dari ekspor legal negara itu.

Gustavo Petro berencana untuk membiayai pengeluaran sosial dengan reformasi pajak 10 miliar dollar AS per tahun yang akan meningkatkan pajak pada orang kaya dan menghilangkan keringanan pajak perusahaan.

Tanggapan untuk Gustavo Pretro

Yan Basset, seorang ilmuwan politik di Universitas Rosario Bogota menyebut Gustavo Petro punya agenda yang sangat ambisius.

"Tapi dia harus memprioritaskan. Risiko yang dihadapi Petro adalah dia melakukan terlalu banyak reformasi sekaligus dan tidak mendapatkan apa-apa melalui kongres Kolombia," kata dia.

Di Cúcuta, sebuah kota hanya beberapa mil dari perbatasan dengan Venezuela, siswa sekolah perdagangan Daniela Cárdenas berharap Petro akan melakukan reformasi pendidikan yang mencakup bantuan keuangan untuk mahasiswa.

“Dia telah menjanjikan banyak hal. Setidaknya kami harus bekerja untuk dapat membayar biaya mahasiswa kami yang cukup mahal dan, yah, itu membuat banyak hal menjadi sulit bagi kami,” kata pemuda 19 tahun itu.

Baca juga: Gustavo Petro, Mantan Pejuang Gerilya Menang Pilpres Kolombia

Sedikitnya 8 kepala negara menghadiri pelantikan Gustabo Petro, yang diadakan di alun-alun besar era kolonial di depan Kongres Kolombia.

Panggung dengan live music dan layar lebar juga ditempatkan di taman-taman di pusat kota Bogota sehingga puluhan ribu warga tanpa undangan acara utama dapat bergabung dalam perayaan tersebut.

Itu menandai perubahan besar bagi Kolombia di mana pelantikan presiden sebelumnya adalah acara yang lebih suram yang terbatas pada beberapa ratus tamu VIP.

“Ini pertama kalinya orang-orang dari pangkalan bisa datang ke sini untuk menjadi bagian dari pelantikan presiden,” kata Luis Alberto Tombe, seorang anggota suku Guambiano yang mengenakan ponco biru tradisional.

“Kami merasa terhormat berada di sini,” katanya.

Sementara itu, beberapa jam sebelum Gustavo Petro menjabat, di jembatan penyeberangan perbatasan terpenting dengan Venezuela, sekelompok orang membawa bendera Kolombia saat mereka berjalan menuju Venezuela.

Baca juga: Pilpres Kolombia 2022: Duel Reformis Versus Pengusaha Eksentrik

Mereka datang sambil meneriakkan “Viva Colombia, Viva Venezuela".

Orang-orang yang menyeberang di kedua arah bergabung dengan nyanyian mereka.

“Kami berharap perdamaian untuk Venezuela dan Kolombia. Hari ini, kami di Kolombia menabur kemungkinan perdamaian melalui seseorang yang adalah Presiden Gustavo Petro," kata penyelenggara Salvador Albarracin.

Puluhan orang bersorak sorai saat Gustavp Petro resmi dilantik menjadi presiden Kolombia.

“Melihat Gustavo Petro sebagai presiden adalah sesuatu yang sangat mengesankan dan menyadari bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup kami, kami berada di pemerintahan,” kata Javier Uscategui, seorang pembela HAM yang bekerja dengan korban konflik bersenjata.

Dia datang dengan mengenakan topi bisbol dengan wajah mendiang pemimpin revolusioner Kuba Fidel Castro, mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez dan para pemimpin sayap kiri lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com