Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen NATO Tak Biarkan Rusia Menang dalam Perang di Ukraina

Kompas.com - 05/08/2022, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

OSLO, KOMPAS.com – NATO mengatakan, perang di Ukraina saat ini adalah momen paling berbahaya bagi Eropa sejak Perang Dunia II usia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, Rusia tidak boleh dibiarkan menang dalam perang di Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (4/8/2022).

Stoltenberg menuturkan, untuk mencegah Rusia menang, NATO beserta negara anggotanya mungkin harus mendukung Ukraina dengan persenjataan dan sejumlah bantuan lain untuk jangka waktu yang lama.

Baca juga: Hasil Investigasi Temukan Bagaimana Cara Rusia Mencuri Hasil Panen Pertanian Ukraina

“Adalah kepentingan kami bahwa jenis kebijakan agresif ini tidak berhasil,” kata Stoltenberg dalam pidatonya di Norwegia, Kamis.

Stoltenberg juga memperingatkan bahwa jika perang di Ukraina tumpah dan merembet ke negara anggota, NATO akan menanggapinya dengan luar biasa.

“Jika Presiden (Rusia Vladimir) Putin berpikir untuk melakukan sesuatu yang mirip terhadap negara NATO seperti yang telah dilakukannya ke Georgia, Moldova, atau Ukraina, maka NATO akan segera terlibat,” kata Stoltenberg.

Baca juga: Rusia Nyatakan Resimen Azov Ukraina sebagai Kelompok Teroris

Di satu sisi, perang di Ukraina membuat Finlandia dan Swedia ingin bergabung menjadi anggota NATO. Padahal, kedua negara tersebut sebelumnya netral.

Rusia, yang berbatasan dengan Finlandia, telah berulang kali memperingatkan Finlandia dan Swedia agar tidak bergabung dengan NATO.

Sementara itu, Ukraina melaporkan bahwa sernagan Rusia di wilayah timur tampaknya seperti upaya untuk memaksanya mengalihkan pasukan dari selatan.

Baca juga: Rusia Tuding AS Terlibat Langsung dalam Perang di Ukraina

Di Ukraina selatan, pasukan Kyiv berusaha merebut kembali wilayah di sana dan menghancurkan jalur pasokan Rusia sebagai awal dari serangan balasan yang lebih besar.

“Idenya adalah untuk memberikan tekanan militer pada kami di Kharkiv, Donetsk, dan Luhansk selama beberapa pekan ke depan,” kata Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensy, Oleksiy Arestovych.

“Apa yang terjadi di timur bukanlah apa yang akan menentukan hasil perang,” sambung Arestovych.

Baca juga: Zelensky Minta Pemerintahnya Kaji Legalitas Pernikahan Sesama Jenis di Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com