Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Keracunan, Mantan Pejabat Putin yang Mundur Pasca Invasi Ukraina Dilarikan ke Rumah Sakit di Eropa

Kompas.com - 01/08/2022, 17:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Mantan pejabat Vladimir Putin dilarikan ke rumah sakit dengan "dugaan keracunan", beberapa bulan setelah melarikan diri dari Rusia sebagai protes atas perang di Ukraina.

Dilansir dari The Sun pada Senin (1/8/2022), Anatoly Chubais dalam perawatan intensif setelah mengeluh mati rasa di lengan dan kakinya.

Baca juga: Putin Teken Doktrin Maritim Rusia Terbaru, Tetapkan AS-NATO sebagai Ancaman Besar

Spesialis dalam setelan hazmat terlihat mengalir ke kamar Chubais setelah dia jatuh sakit di negara yang tidak ditentukan di Eropa.

Laporan tentang penyakitnya yang tiba-tiba pertama kali diterbitkan oleh jurnalis dan mantan kandidat presiden Rusia, Ksenia Sobchak.

Chubais (67 tahun) awalnya didiagnosis dengan sindrom Guillain-Barre - penyakit saraf langka dan serius yang dapat mengancam jiwa yang mempengaruhi saraf di kaki, tangan, dan anggota badan. Ini menyebabkan mati rasa, kelemahan dan rasa sakit.

Tetapi para penyelidik tetap berpikiran terbuka setelah kasus berulang, di mana musuh Putin diracun sampai mati.

Sobchak berkata: "Dalam kasus ini, diagnosisnya mungkin berubah."

Dia mengatakan bahwa "ruangan tempat Chubais berada ketika dia merasa tidak enak badan diperiksa oleh spesialis dengan pakaian pelindung bahan kimia".

Polisi juga "menanyai semua saksi", tambahnya dilansir dari The Sun.

Baca juga: Putin Tegaskan Rudal Zircon Segera Diterjunkan untuk AL Rusia

Istri korban, Avdotya Smirnova (56 tahun), seorang sutradara film, mengatakan kondisinya "tidak stabil", kata Sobchak.

“Menjadi buruk, tiba-tiba lengan dan kaki mati rasa,” katanya.

Chubais sendiri dikutip mengatakan: “Saya telah dirawat di rumah sakit di salah satu klinik Eropa dengan diagnosis sindrom Guillain-Barré. Kondisi tingkat keparahan sedang, stabil."

Chubais berhenti sebagai utusan khusus Putin untuk organisasi internasional pada Maret, dan meninggalkan Rusia untuk tinggal di pengasingan sebagai protes tentang perang, kata laporan media.

Dia dipandang sebagai pejabat Rusia paling senior yang mengundurkan diri karena alasan ini.

Dia adalah mantan wakil perdana menteri Kremlin yang memimpin privatisasi ekonomi Rusia setelah jatuhnya komunisme di pemerintahan Boris Yeltsin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com