Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Teken Doktrin Maritim Rusia Terbaru, Tetapkan AS-NATO sebagai Ancaman Besar

Kompas.com - 01/08/2022, 15:56 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (31/7/2022) memberikan persetujuannya terhadap doktrin maritim Rusia yang direvisi dengan memperhitungkan perubahan dalam situasi geopolitik dan militer strategis di dunia.

Doktrin maritim Rusia terbaru diketahui menempatkan Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO sebagai ancaman besar bagi negeri Beruang Merah.

Hal ini antara lain dilandaskan pada gencarnya upaya AS mendominasi samudera dunia dan meningkatnya aktivitas NATO guna membatasi akses Rusia ke dunia internasional.

Baca juga: Putin Tegaskan Rudal Zircon Segera Diterjunkan untuk AL Rusia

Dilansir dari Russia Today (RT), Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani doktrin maritim Rusia terbaru di Museum Negara Sejarah St. Petersburg di Benteng Peter dan Paul, tepat sebelum dimulainya parade Hari Angkatan Laut.

Selanjutnya, doktrin baru yang terdiri atas 55 halaman itu diunggah pada portal informasi hukum Pemerintah Rusia.

"Tantangan dan ancaman besar terhadap keamanan nasional dan pembangunan berkelanjutan Federasi Rusia yang berkaitan dengan samudera dunia adalah arah strategis AS menuju dominasi di samudra dunia dan pengaruh globalnya pada proses internasional, termasuk yang terkait dengan penggunaan jalur transportasi dan sumber daya energi samudra dunia," sebut dokumen itu, sebagaiman dikutip dari Kompas.id.

Tantangan dan ancaman besar terhadap keamanan nasional dan pembangunan berkelanjutan Federasi Rusia yang berkaitan dengan samudera dunia adalah arah strategis AS menuju dominasi di samudra dunia dan pengaruh globalnya pada proses internasional.

Doktrin baru juga mengidentifikasi ekspansi infrastruktur militer NATO hingga ke perbatasan-perbatasan Rusia sebagai ancaman keamanan. Begitu pula dengan meningkatnya jumlah latihan militer NATO di laut-laut yang berdekatan dengan wilayah Rusia.

Baca juga: Nyanyian Pro-Putin Picu Kemarahan di Pertandingan Sepak Bola Turki

Rusia melalui doktrin baru itu juga menunjuk upaya-upaya AS dan sekutunya untuk membatasi akses Rusia pada sumber daya di samudera dunia.

Upaya membatasi akses Rusia juga dilakukan terhadap jalur-jalur transportasi laut vital. Hal ini ditempuh Washington seiring target AS mencapai supremasi Angkatan Laut-nya.

Merespon ancaman itu, mengutip Kantor Berita Rusia TASS, Moskwa melalui doktrin maritim terbarunya kemudian menetapkan peningkatan kegiatan di kawasan Kutub Utara. Wilayahnya mencakup Pulau Spitsbergen, Daratan Franz Josef, Kepulauan Novaya Zemlya, dan Pulau Wrangel.

Pada saat yang sama, doktrin juga menetapkan prioritas strategis Rusia, yakni membangun kerja sama strategis dan maritim dengan India.

Kerja sama dengan cakupan yang lebih luas akan juga dikembangkan dengan Iran, Irak, Arab Saudi, dan sejumlah negara di kawasan.

Baca juga: Nyanyian Vladimir Putin Bergemuruh di Stadion Turkiye Kala Tim Ukraina Bertandang

”Tujuan strategis dari kebijakan maritim nasional adalah sebagai berikut: meningkatkan kemampuan operasional (tempur) Angkatan Laut guna memastikan keamanan nasional Federasi Rusia dan melindungi kepentingan nasional di samudera dunia," kata dokumen itu.

Tujuan strategis lainnya adalah meningkatkan efisiensi dalam pertahanan dan perlindungan wilayah perbatasan maritim Federasi Rusia.

Selanjutnya, dokumen menetapkan pembangunan industri pembangunan kapal-kapal besar di Timur jauh. Secara khusus untuk pembangunan kapal pengangkut pesawat tempur.

Menurut doktrin maritim baru, mobilisasi infrastruktur militer NATO mendekati perbatasan Rusia adalah sesuatu yang tidak bisa diterima bagi Kremlin.

Kegiatan ini masih menjadi faktor penentu hubungan Rusia-NATO, termasuk dalam membentuk doktrin maritim Rusia terbaru.

Disebutkan dalam dokumen bahwa kegiatan NATO bertujuan untuk berkonfrontasi langsung dengan Rusia dan sekutunya.

Setelah menandatangani doktrin maritim Rusia baru, Putin mengunjungi Angkatan Laut Rusia di St Petersburg.

Baca juga: Amber Heard Ungguli Putin dalam Daftar Orang Paling Dibenci 2021

Dalam pidato singkatnya, dia berjanji bahwa rudal jelajah hipersonik Zircon memiliki kekuatan militer untuk mengalahkan para aggressor potensial.

Mobilisasi Zircon ke kapal tempur Rusia, Admiral Gorshkov, akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan. Lokasi penugasan kapal bergantung pada kepentingan nasional Rusia.

"Kuncinya dalam hal ini adalah kapabilitas Angkatan Laut Rusia, yakni mampu merespon dengan kilat kepada siapa saja yang memutuskan melanggar kedaulatan dan kebebasan kita” kata Putin.

Mobilisasi Zircon ke kapal tempur Rusia, Admiral Gorshkov, disebut akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan.

Senjata hipersonik ini dapat meluncur sembilan kali kecepatan suara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia dilaporkan telah melakukan sejumlah uji coba Zircon dari kapal perang dan kapal selam.

Baca juga: Bertemu Erdogan, Putin Tampak Canggung dan Tak Sabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com