Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kunjungan Biden ke Timur Tengah, AS Dituding Munculkan Iranophobia, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 18/07/2022, 21:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menuduh Amerika Serikat (AS) mencoba menghasut ketegangan di Timur Tengah melalui “Iranophobia”, tuduhan itu datang sehari setelah Presiden Joe Biden mengakhiri tur pertamanya di kawasan itu sebagai presiden AS.

"AS sekali lagi berusaha menciptakan ketegangan dan krisis di seluruh kawasan dengan mengandalkan kebijakan Iranophobia yang gagal," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dalam sebuah pernyataan pada Minggu (17/7/2022).

Baca juga: Iran Sesumbar Mampu Ciptakan Bom Nuklir, tapi Belum Membuatnya

Pernyataan itu mengatakan AS adalah "negara pertama yang menyebarkan bom nuklir, yang terus-menerus mengganggu urusan negara lain, telah meluncurkan konflik bersenjata, dan telah menjual sejumlah besar senjata di seluruh kawasan".

Iran menyorot dukungan berkelanjutan Washington untuk musuh bebuyutan Iran, Israel, Kanani.

AS adalah “pendukung utama untuk melanjutkan pendudukan di tanah Palestina, kejahatan harian rezim terhadap Palestina, dan apartheid,” menurut pernyataan pejabat Iran itu sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Komentar dari Teheran muncul setelah Biden mengunjungi Israel dan menyambangi Arab Saudi, perjalanan pertamanya sebagai presiden AS yang bertujuan untuk melawan pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah.

Pada pertemuan puncak di Jeddah yang mempertemukan enam anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), serta Mesir, Yordania dan Irak, Biden berjanji kepada para pemimpin Arab bahwa Washington tidak akan menarik diri dari wilayah tersebut.

Baca juga: Iran Sebut AS Memicu Ketegangan Pasca-Biden Kunjungi Saudi

“Kami tidak akan pergi begitu saja dan meninggalkan kekosongan untuk diisi oleh China, Rusia, atau Iran,” katanya.

Awal pekan ini, Presiden Iran Ebrahim Raisi menjanjikan “tanggapan yang keras dan disesalkan” jika AS dan sekutunya membuat “kesalahan” mengenai Iran.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan selama kunjungan Biden ke Israel serta di Jeddah, ada penekanan pada upaya pimpinan AS untuk mencegah Iran mencapai senjata nuklir.

Dalam pernyataannya, kementerian luar negeri Iran memperbarui janji Teheran untuk tidak mencari senjata nuklir dan menolak "tuduhan palsu" yang dibuat oleh AS, karena "menutup mata" terhadap program nuklir Israel selama beberapa dekade.

Israel secara luas diyakini sebagai satu-satunya kekuatan di Timur Tengah yang memiliki lusinan senjata nuklir, tetapi Israel menolak untuk menyatakannya atau mengizinkan inspeksi internasional.

Baca juga: AS dan Arab Saudi Sepakat Cegah Iran Dapatkan Senjata Nuklir

Pernyataan bersama yang ditandatangani AS di Jeddah juga berfokus pada “meningkatnya ancaman” yang ditimbulkan oleh kendaraan udara tak berawak (drone) yang dikembangkan oleh Iran.

Pada Jumat (15/7/2022), Iran meluncurkan kapal dan kapal selam yang mampu membawa drone bersenjata.

Washington menuduh Teheran mencoba menjual drone bersenjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Iran membantah klaim itu, dengan mengatakan tidak akan melakukan apa pun untuk memperburuk konflik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com