Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Sebut AS Memicu Ketegangan Pasca-Biden Kunjungi Saudi

Kompas.com - 17/07/2022, 19:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menuduh Amerika Serikat mencoba memicu ketegangan di Timur Tengah melalui "Iranophobia", tuduhan yang datang sehari setelah Joe Biden mengakhiri tur pertamanya di wilayah tersebut sebagai presiden AS.

"AS sekali lagi berusaha menciptakan ketegangan dan krisis di seluruh wilayah dengan mengandalkan kebijakan Iranophobia yang gagal," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanani, Minggu (17/7/2022).

Dilansir Reuters, pernyataan tersebut mengatakan bahwa AS adalah "negara pertama yang menyebarkan bom nuklir, yang terus-menerus mengganggu urusan negara lain, telah meluncurkan konflik bersenjata, dan telah menjual sejumlah besar senjata ke seluruh wilayah".

Baca juga: Soal Pembunuhan Jamal Khashoggi, Biden dan Pangeran MBS Saling Menyalahkan

Mengacu pada dukungan Washington terhadap musuh bebuyutan Iran, Kanani mengatakan AS adalah "aksesori utama untuk melanjutkan pendudukan di Palestina, kejahatan sehari-hari rezim terhadap Palestina, dan apartheid".

Komentar dari pemerintah Iran muncul setelah Biden mengunjungi Israel dan menyaingi Arab Saudi, perjalanan pertamanya sebagai presiden AS yang bertujuan untuk melawan pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah.

Pada pertemuan puncak di Jeddah yang mempertemukan enam anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), serta Mesir, Yordania dan Irak, Biden berjanji kepada para pemimpin Arab bahwa Washington tidak akan mundur dari wilayah tersebut.

"Kami tidak akan pergi dan meninggalkan kekosongan untuk diisi oleh China, Rusia, atau Iran," katanya.

Baca juga: Biden ke Palestina, Bawa Bantuan Rp 1,5 Triliun untuk RS dan Janji Buatkan Jaringan 4G

Awal pekan ini, Presiden Iran Ebrahim Raisi menjanjikan "tanggapan yang keras dan disesalkan" jika AS dan sekutunya melakukan "kesalahan" terhadap Iran.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis selama kunjungan Biden di Israel dan juga di Jeddah, ada penekanan pada upaya AS untuk mencegah Iran mencapai senjata nuklir.

Dalam pernyataannya, kementerian luar negeri Iran memperbarui janji Teheran untuk tidak mencari senjata nuklir dan menolak "tuduhan palsu" yang dibuat AS karena "menutup mata" terhadap program nuklir Israel selama beberapa dekade.

Israel secara luas diyakini sebagai satu-satunya kekuatan di Timur Tengah yang memiliki puluhan senjata nuklir, tetapi menolak untuk menyatakannya atau mengizinkan pemeriksaan internasional.

Baca juga: Biden: Palestina Butuh Penyelesaian Jalur Politik

Pernyataan bersama yang ditandatangani di Jeddah juga berfokus pada "ancaman meningkat" yang ditimbulkan oleh kendaraan udara tak berawak yang dikembangkan Iran.

Pada Jumat (15/7/2022), Iran meluncurkan kapal dan kapal selam yang mampu membawa drone bersenjata.

Washington menuduh Teheran mencoba menjual drone bersenjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Baca juga: Biden Bertemu Mohammed bin Salman, Singgung Pembunuhan Jurnalis Khashoggi

Iran membantah klaim tersebut, dengan mengatakan tidak akan melakukan apa-apa untuk memperparah konflik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com