WARGA Jepang masih berkabung. Seorang pemimpin bangsanya meninggal pada Jumat (8/7/2022) lalu, karena ditembak mantan anggota Self-Defense Force (SDF), Angkatan Bela Diri Jepang.
Shinzo Abe adalah perdana menteri terlama yang berkuasa di Jepang, delapan tahun tanpa jeda (2012-2020).
Ia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri (PM) karena sakit pencernaan yang muncul kembali beberapa bulan sebelumnya, setelah berkonsultasi dengan dokter.
Ia menyatakan tidak ingin mengambil keputusan penting dalam keadaan sakit. Lama sebelumnya ia sudah menderita sakit yang sama sehingga dapat dimengerti bagaimana kondisi badannya akan dapat memengaruhi pikiran dan perasaannya.
Shinzo Abe dikenal sebagai perdana menteri yang berhasil mengangkat ekonomi Jepang yang selama dua dekade sebelumnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Jika banyak negara lain mengalami masalah inflasi, Jepang mengalami deflasi. Ini karena warga Jepang lebih banyak menabung daripada membelanjakan uangnya.
Kecenderungan ini sejalan dengan tingginya persentase penduduk lansia. Mereka umumnya sudah memiliki tempat tinggal permanen, lengkap dengan barang-barang elektronik yang memudahkan pengerjaan urusan rumah.
Kebutuhan pangan tercukupi dengan mudah, dengan selera makan yang lebih sederhana, dan tidak menuntut cita rasa mewah.
Rekreasi yang membutuhkan dana besar sudah pernah dilakukan saat muda, misalnya berwisata ke Bali atau ke negara-negara lain.
Mereka juga tidak memiliki tanggungan, karena seseorang yang sudah dewasa wajib untuk mandiri, sesuai dengan semangat bekerja orang Jepang pada umumnya.
Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah merupakan kondisi tidak ideal bagi negara manapun. Tingkat pengangguran meningkat, penerimaan negara berkurang, pelayanan publik terganggu.
Maka Shinzo Abe pada kali kedua menjabat perdana menteri pada 2012, mengeluarkan jurus tiga panah yang dikenal dengan Abenomics, yaitu pelonggaran moneter, peningkatan belanja, dan reformasi struktural.
Kebijakan ini ampuh. Ekonomi membaik selama beberapa tahun pertama implementasinya, walau kemudian menurun pada tahun 2015-2016.
PM Abe tetap meneruskan strateginya. Namun sebelum bangkit kembali terjadilah wabah Covid-19, yang membuat ekonomi berjalan tersendat.
PM yang baru, Fumio Kishida, menyatakan akan melanjutkan strategi PM Abe.