Dan yang tak kalah menarik, Abe juga sedang berhadapan dengan tuntutan hukum terkait beberapa perkara, termasuk perkara "violation of election".
Perkara lainnya, Abe juga diuntut oleh banyak pihak atas tindakannya mengutak-atik kejaksaan Jepang, mengangkat jaksa yang sesuai dengan kepentingan pribadinya serta kepentingan LDP tentunya.
Kemudian ada juga "Cherryblossom Gate", lalu tuntutan atas tindakan Abe dalam menutupi kasus koleganya sendiri di LDP, Katsuyuki Kawai, dan istrinya Anri Kawai.
Dan terakhir yang sedang siap-siap diusut sebelum ia resign adalah "Maritomo Gakuen Case", terkait kasus tanah negara yang berharga 8 juta dollar AS, dilepas seharga 1 juta dollar AS untuk pembangunan sekolah milik kelompok sayap kanan, yang akan menggunakan nama Abe sebagai nama sekolahnya. Proyek tersebut dijalankan oleh istri Abe sendiri.
Tak lupa, Abe adalah PM Jepang yang tak pernah mau mengakui kejahatan perang Jepang di masa Perang Dunia Kedua. Dan seterusnya dan seterusnya.
Itulah latar jawaban sederhana saya, yang membuat kawan saya tadi terpingkal-pingkal. Kami sudah berdiskusi soal ini sejak lama.
Meski begitu, Abe adalah fenomena. Dua periode lebih Jepang terperangkap dalam deflasi dan resesi, di tangan Abe, performanya membaik.
Selain "sound monetary policy" dan "bold fiscal policy" yang akrab sebagai bagian krusial dalam Abenomic, ada istilah lain yang tak kalah ciamiknya ia perkenalkan, yaitu "womenomic".
Ya, Abenomic terbilang berhasil mereformasi peran perempuan di Jepang, yang semula kental dengan pengaruh tradisi konservatif budaya Jepang di mana perempuan setelah menikah harus menjalankan peran domestik di rumah, kemudian didorong untuk memasuki dunia kerja.
Womenomic terbilang berhasil menambah input perekonomian Jepang dan mengurangi tekanan deflasi.
Kini, sudah mulai terlihat hasilnya bahwa perimbangan gender di dalam arsitektur dunia kerja Jepang sudah mulai bergeser dari arsitektur tradisional.
Memang ada banyak versi analisa tentang mengapa perekonomian Jepang mengalami resesi menahun setelah gelembung aset pecah awal tahun 1990-an, mulai dari persoalan struktural sampai pada persoalan "balance sheet recession".
Tapi hampir semuanya sepakat bahwa langkah Abenomic adalah langkah "pembeda" yang dinilai berhasil memangkas masa resesi dan mendorong inflasi, dibanding pemimpin-pemimpin sebelum Abe setelah 1990-an.
Dan kemarin, muncul berita Abe ditembak, sebuah berita yang sangat langka di Jepang. Karena kejadian serupa sudah lama sekali tidak terjadi di sana.
Tapi begitulah. Pada aras yang paling ekstrem, politik memang kejam. Tokoh besar yang dielu-elukan, bisa saja berakhir tragis di sebuah momen yang tak semestinya berakhir demikian.