HONG KONG, KOMPAS.com - Monsinyur Javier Herrera-Corona, utusan Vatikan di Hong Kong, menyampaikan pesan soal kebebasan beragama yang mereka nikmati selama beberapa dekade terancam berakhir.
Pernyataan gamblang itu disampaikan perwakilan tidak resmi Vatikan itu kepada 50 misi Katolik di kota Administratif Khusus China, sebelum menyelesaikan enam tahun jabatannya pada Maret.
Baca juga: Kardinal Hong Kong Ditangkap, Dituduh Langgar Hukum Keamanan Nasional China
Dilansir dari Reuters pada Selasa (5/6/20222), dalam empat pertemuan yang diadakan selama beberapa bulan mulai Oktober tahun lalu, Uskup asal Meksiko itu mengatakan kepada para misionaris Katolik di Hong Kong untuk mempersiapkan masa depan yang lebih keras, ketika China memperketat kontrolnya atas kota itu.
Imam berusia 54 tahun ini “mendesak rekan-rekannya untuk melindungi properti, dokumen, dan dana yang dimiliki oleh misi keagamaannya,” menurut empat orang yang akrab dengan sesi tertutup itu, yang meminta namanya tidak disebutkan karena sifat sensitif dari isu yang dibahas.
"Perubahan akan datang, dan Anda sebaiknya bersiap-siap," Herrera-Corona memperingatkan para misionaris, menurut salah satu orang kepada Reuters.
"Hong Kong bukanlah tempat berpijak Katolik yang hebat seperti dulu," kata narasumber itu meringkas pesan monsignor.
Pesan Herrera-Corona datang di tengah tindakan keras keamanan nasional oleh Beijing di Hong Kong, setelah protes anti-pemerintah pada 2019.
Pasca kejadian itu kebebasan sipil terkikis, puluhan aktivis pro-demokrasi ditangkan, dan ada ancaman yang dirasakan terhadap kemerdekaan peradilan kota.
Baca juga: Kardinal Hong Kong Dibebaskan dengan Jaminan, China Bela Keputusan Penahanan
Tetapi kekhawatiran pemimpin keagamaan itu melampaui tindakan keras hukum keamanan nasional Hong Kong yang sedang berlangsung, menurut orang-orang.
Herrera-Corona memperingatkan bahwa integrasi yang lebih dekat dengan China di tahun-tahun mendatang, dapat menyebabkan pembatasan gaya daratan pada kelompok-kelompok agama.
Di daratan, umat Katolik telah lama terpecah antara gereja bawah tanah, yang setia kepada Vatikan dan gereja resmi yang didukung negara.
Vatikan tidak memiliki perwakilan resmi di China, setelah hubungan diplomatik terputus pada 1951 di luar kehadiran dua utusan tidak resmi di Hong Kong, yang beroperasi dari sebuah vila bertembok di pinggiran kota Kowloon.
Pengganti Herrera-Corona sebagai kepala misi tidak resmi itu akan tiba pada bulan depan.
Undang-undang keamanan nasional secara menyeluruh diterapkan di Hong Kong pada 2020, dan melarang "kolusi dengan pasukan asing" setelah protes pro-demokrasi tahun sebelumnya.
Bahkan sebelum China memberlakukan UU itu, Herrera-Corona dan utusan lainnya di misi tidak resmi di Hong Kong sudah mulai memindahkan arsip kasus ke luar negeri secara diam-diam untuk mengamankannya, menurut dua orang yang akrab dengan transfer tersebut.
Baca juga: Xi Jinping Datang, Hong Kong Tegang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.