Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Hamianin Jelaskan 3 Alasan Ukraina Tak Bisa Ekspor Biji-bijian, Tuding Rusia Mencuri

Kompas.com - 05/07/2022, 18:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin pada Selasa (5/7/2022) mengeklaim, Rusia mencuri biji-bijian dari negaranya saat perang kemudian dijual ke pasar dunia.

Dalam konferensi pers virtual Hamianin turut menerangkan kendala pengiriman biji-bijian saat ini akibat perang Rusia Ukraina.

"Pertama, jutaan ton biji-bijian masih diblokade, di silo dan gudang wilayah Ukraina. Beberapa di antaranya yang berada di wilayah pendudukan sekarang dicuri oleh Federasi Rusia," ujar Hamianin.

Baca juga: Kali Pertama Sejak Invasi, Kapal Membawa Biji-bijian Berlayar dari Pelabuhan Ukraina

Ia melanjutkan, biji-bijian tersebut dibawa ke Crimea, Rostov, dan lokasi-lokasi lain kemudian dikirim ke luar negeri seperti Suriah dan negara-negara lain.

"Beberapa bahkan ke Turkiye, saya pernah dengar tentang ini, tetapi saya tidak tahu hasilnya," ungkap Dubes Ukraina tersebut.

Vasyl Hamianin menerangkan, tidak ada rute alternatif pengiriman biji-bijian karena muatan kereta api tidak sebanyak kapal laut.

"Kalau kita bicara dengan kereta api misalnya ke Romania atau ke negara-negara Baltik, kemudian melalui laut, akan memakan waktu berbulan-bulan untuk mengirimkan semua barang itu, karena kapasitas kereta api lebih rendah daripada pemuatan langsung ke kapal, di pelabuhan," paparnya.

Baca juga: Rusia Disebut Kirim Biji-bijian Curian ke Luar Negeri, Termasuk Turkiye

Syarat Rusia untuk pengiriman biji-bijian

Petani Serhiy menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022.AP PHOTO/EFREM LUKATSKY Petani Serhiy menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022.
Menurut Vasyl Hamianin, Rusia tidak mencegah Ukraina mengekspor biji-bijian, tetapi syarat yang diajukan Moskwa tidak mungkin disetujui Kyiv.

Pertama, Rusia meminta Ukraina menjinakkan ranjau-ranjau di sekitar Odessa yang berarti dapat membuka akses kapal perang Rusia ke pelabuhan Odessa, dan membuka kemungkinan mereka melakukan serangan ke kota pelabuhan itu dari laut.

Kedua, semua kapal yang keluar-masuk Ukraina akan diperiksa Rusia entah apa pun alasannya.

Ketiga, Rusia tidak menyetujui konvoi apa pun oleh negara ketiga, oleh kapal-kapal militer di negara tetangga, untuk mengawal kapal-kapal Ukraina yang membawa biji-bijian ke Laut Hitam serta Laut Tengah ke pasar dunia.

"Jadi, secara efektif seperti kontrol total militer Rusia akan dilakukan pada setiap pergerakan atau keluar-masuk dari pelabuhan Ukraina," ujar Hamianin.

Baca juga: Ukraina Minta Turkiye Tahan Kapal Berbendera Rusia yang Bawa Biji-bijian Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin saat menghadiri pertemuan BRICS edisi XIV secara virtual di Moskwa pada 23 Juni 2022. Putin akan ke Indonesia dalam rangka KTT G20 di Bali, November 2022.SPUTNIK/MIKHAIL METZEL via AFP Presiden Rusia Vladimir Putin saat menghadiri pertemuan BRICS edisi XIV secara virtual di Moskwa pada 23 Juni 2022. Putin akan ke Indonesia dalam rangka KTT G20 di Bali, November 2022.
"Seperti yang Anda dengar, (Vladimir) Putin telah menyatakan bahwa tahun ini Rusia akan mengirimkan lebih banyak biji-bijian ke pasar dunia, tetapi sumbernya tidak disebutkan dengan jelas sehingga berasal dari perampokan di Ukraina," klaimnya.

Hamianin juga menuding Rusia hendak membuktikan diri kepada Indonesia dan dunia dengan mengalihkan perhatian dari masalah sebenarnya.

"Mereka mencoba membuktikan diri lebih penting bagi Indonesia daripada Ukraina. Mereka mencoba membuktikan bahwa Rusia lebih penting bagi Indonesia daripada seluruh dunia, daripada Amerika Serikat, daripada Eropa, daripada Australia, daripada semua negara yang mendukung Ukraina saat ini."

"Saya pikir tidak ada gunanya dan percuma Rusia mencoba membuktikan hebat dan mencoba membuktikan mampu melakukan kerja sama yang nyata, kecuali mereka memeras dan mengancam dunia. Itu perasaan saya."

"Mereka hanya mengalihkan perhatian dari masalah yang sebenarnya, mencoba untuk ke agenda bilateral dan segalanya, mengalihkan perhatian dari masalah nyata yang terjadi sekarang di dunia. Itu metode yang sangat biasa untuk Federasi Rusia," pungkas Hamianin.

Baca juga: Bantah Klaim Barat, Putin Sebut Tak Ada Masalah dengan Ekspor Biji-bijian dari Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com