Menteri luar negeri pemerintah bayangan Myanmar, yang menentang dewan militer yang berkuasa, memprotes pertemuan di Bagan.
Dia mengatakan setiap upaya seperti itu dalam kemitraan dengan militer Myanmar melanggar kehendak rakyat dan merusak pembangunan masyarakat.
Pernyataan itu mengatakan mengadakan pertemuan para menteri luar negeri di Myanmar bertentangan langsung dengan rencana perdamaian oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Myanmar, meskipun merupakan anggota ASEAN, tidak berbuat banyak untuk mengimplementasikan rencana organisasi regional tersebut.
Sementara itu, hambatannya membuat sesama anggota ASEAN menghalangi para pemimpin pemerintahnya pasca kudeta untuk menghadiri pertemuan-pertemuan besar ASEAN.
Sejak kudeta militer Myanmar, utusan khusus China Sun Guoxiang telah mengunjungi Myanmar dua kali. Wang juga telah bertemu rekannya dari Myanmar, Wunna Maung Lwin, dua kali di China.