PYONGYANG, KOMPAS.com – Media Pemerintah Korea Utara menyebut, wabah Covid-19 di negara tersebut bermula ketika seorang warga menyentuh "benda asing" yang jatuh di dekat perbatasan Korea Selatan.
Media Pemerintah Korea Utara lantas mengimbau warga untuk mewaspadai sekitar benda-benda yang mungkin telah meledak melintasi perbatasan dari Korea Selatan.
Selama bertahun-tahun, para aktivis di Korea Selatan telah menerbangkan balon melintasi perbatasan untuk mengirim selebaran dan bantuan kemanusiaan.
Baca juga: Investigasi Korea Utara Salahkan “Benda Asing dari Selatan” sebagai Penyebab Wabah Covid-19
Sebagai tanggapan, Seoul mengatakan bahwa tidak mungki Covid-19 bisa masuk di Korea Utara dengan cara seperti itu, sebagaimana dilansir BBC, Sabtu (2/7/2022).
Menurut media Pemerintah Korea Utara, penyelidikan resmi menemukan dua orang yang terinfeksi Covid-19 pada awal wabah setelah melakukan kontak dengan benda tak dikenal di dekat perbatasan Korea Selatan.
Seorang tentara berusia 18 tahun dan seorang anak berusia lima tahun yang dites positif Covid-19 pada awal April sebelumnya menemukan benda-benda di sebuah bukit di Ipho-ri.
Sejak saat itu, media pemerintah melaporkan bahwa Covid-19 telah menyebar dengan cepat di Korea Utara.
Baca juga: Korea Utara Klaim Menang Melawan Covid-19? Para Ahli Meragukannya
Sebagai hasil dari penyelidikan, orang-orang di negara itu diinstruksikan untuk waspada menangani hal-hal asing yang datang oleh angin dan fenomena iklim lainnya dan balon di daerah-daerah di sepanjang garis demarkasi dan perbatasan.
Siapa pun yang melihat benda aneh diinstruksikan untuk segera melaporkannya sehingga dapat segera dipindahkan oleh tim darurat anti-epidemi.
Meskipun laporan itu tidak menyebut Korea Selatan secara langsung, Seoul membantah keras penjelasan Korea Utara tentang bagaimana Covid-19 bisa masuk ke negara itu.
Perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara adalah salah satu perbatasan yang paling dijaga ketat di dunia.
Baca juga: Epidemi Usus Kian Ganas, Korea Utara Kerahkan Tim Medis Nasional
Tetapi, para pembelot dan aktivis Korea Selatan telah bertahun-tahun meluncurkan balon melintasi jurang dengan pesan anti-Korea Utara.
Sejak akhir April, Korea Utara telah berjuang melawan 4,7 juta kasus demam, yang diyakini sebagai infeksi Covid-19 yang belum teruji.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggambarkan wabah Covid-19 di negaranya sebagai kekacauan terbesar yang menimpa negara sejak didirikan.
Hingga tahun ini, negara yang tertutup itu telah mengeklaim sepenuhnya bebas Covid-19 meskipun beberapa ahli percaya virus itu mungkin telah beredar sebelum itu.
Populasi Korea Utara yang berjumlah 25 juta rentan karena kurangnya program vaksinasi dan sistem perawatan kesehatan yang buruk.
Baca juga: 800 Keluarga di Korea Utara Sakit Usus Misterius, 1.600 Orang Terinfeksi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.