Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Minta Turkiye Tahan Kapal Berbendera Rusia yang Bawa Biji-bijian Ukraina

Kompas.com - 02/07/2022, 09:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

ISTANBUM, KOMPAS.com - Ukraina telah meminta Turkiye untuk menahan kapal kargo berbendera Rusia Zhibek Zholy yang membawa kargo biji-bijian Ukraina yang diambil dari pelabuhan Berdyansk yang diduduki Rusia.

Informasi ini disampaikan oleh seorang pejabat Ukraina dan terungkap dalam dokumen yang dilihat oleh Reuters.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Ukraina, mengutip informasi yang diterima dari administrasi maritim negara itu, mengatakan kapal Zhibek Zholy 7.146 dwt telah memuat kargo pertama berisi sekitar 4.500 ton biji-bijian dari Pelabuhan Berdyansk, yang menurut pejabat itu milik Ukraina.

Baca juga: Kenapa Putin Tidak Pakai Meja Panjang Saat Bertemu Jokowi di Rusia?

Dalam sebuah surat tertanggal 30 Juni kepada Kementerian Kehakiman Turkiye, Kantor Kejaksaan Ukraina menyatakan bahwa Zhibek Zholy terlibat dalam ekspor ilegal gandum Ukraina dari Berdyansk menuju ke Karasu, Turkiye.

Dalam dokumen itu, terungkap ada 7.000 ton biji-bijian yang diangkut atau lebih besar dari yang disampaikan oleh pejabat Kementerian Luar Negeri Ukraina. 

Dalam suar, Kantor Kejaksaan Ukraina meminta Turkiye untuk melakukan pemeriksaan kapal laut ini, menyita sampel biji-bijian untuk pemeriksaan forensik, meminta informasi tentang lokasi biji-bijian tersebut.

Kantor Kejaksaan juga menyatakan bahwa Ukraina siap untuk melakukan penyelidikan bersama dengan otoritas Turkiye.

Seorang pejabat Rusia di daerah yang diduduki Rusia di wilayah Zaporizhzhia Ukraina mengatakan pada Kamis (30/6/2022), bahwa setelah penghentian beberapa bulan, kapal kargo pertama telah meninggalkan pelabuhan Berdyansk tanpa menyebutkan nama Zhibek Zholy.

Baca juga: Sinyal Baik dari Perang Rusia-Ukraina

Pejabat Kremlin di Moskwa tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters pada Jumat (1/7/2022).

Ukraina sendiri menuduh Rusia mencuri gandum dari wilayah yang telah direbut pasukan Rusia sejak invasi dimulai pada akhir Februari.

Kremlin sebelumnya membantah bahwa Rusia telah mencuri gandum Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Turkiye tidak segera menjawab permintaan komentar atas kedatangan Zhibek Zholy.

Sementara itu, KTZ Express yang berbasis di Kazakhstan mengonfirmasi kepada Reuters bahwa Zhibek Zholy dimiliki oleh perusahaannya tetapi mengatakan itu diambil di bawah sewa oleh perusahaan Rusia Green-Line, yang tidak ditunjuk di bawah sanksi.

KTZ Express menambahkan bahwa pihaknya sedang berkonsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat dan akan mematuhi semua sanksi dan pembatasan. 

Pejabat Kementerian Luar Negeri Ukraina menambahkan bahwa kapal itu sedang menuju pelabuhan Karasu di Turkiye.

Baca juga: Sempat Tentang Finlandia dan Swedia Masuk NATO, Kenapa Turkiye Berubah Pikiran?

Kapal tersebut melaporkan posisinya di jangkar dekat dengan pelabuhan Karasu, data pelacakan kapal Refinitiv menunjukkan pada Jumat.

Data menunjukkan kapal itu melintasi Laut Hitam dari dekat Crimea.

Data tersebut tidak mencantumkan Berdyansk sebagai tujuannya dalam 48 jam terakhir, tetapi data pelacakan bergantung pada transponder yang memperbarui posisi mereka.

Awal bulan ini Menteri Pertahanan Rusia telah mengatakan pelabuhan Ukraina Berdyansk dan Mariupol, yang dikendalikan oleh pasukan Rusia, siap untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian.

Negara-negara Barat menuduh Rusia menciptakan risiko kelaparan global dengan menghentikan Ukraina mengekspor gandum melalui pelabuhan Laut Hitamnya.

Sedangkan, Moskwa menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan internasional, menyalahkan sanksi Barat.

Baca juga: Keluh Kesah Putin kepada Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Badan Nuklir PBB: Sikap Sembrono Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia Bahayakan Dunia

Badan Nuklir PBB: Sikap Sembrono Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia Bahayakan Dunia

Global
Pria Perancis yang Melawan Pelaku Penikaman Massal Sydney Dijanjikan Visa Australia

Pria Perancis yang Melawan Pelaku Penikaman Massal Sydney Dijanjikan Visa Australia

Global
PBB: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serang Israel

PBB: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serang Israel

Global
Siapa Pemasok Senjata Terbesar untuk Israel?

Siapa Pemasok Senjata Terbesar untuk Israel?

Internasional
Menlu China Diskusi dengan Iran, Ini yang Dibahas

Menlu China Diskusi dengan Iran, Ini yang Dibahas

Global
DPR AS Bakal Lakukan Pemungutan Suara Terkait Bantuan Ukraina dan Israel

DPR AS Bakal Lakukan Pemungutan Suara Terkait Bantuan Ukraina dan Israel

Global
Demonstran Pro-Palestina Blokade Jembatan dan Jalanan di AS

Demonstran Pro-Palestina Blokade Jembatan dan Jalanan di AS

Global
Seperti Ini Sejarah Kelam Serangan Israel di Tanah Iran

Seperti Ini Sejarah Kelam Serangan Israel di Tanah Iran

Global
PBB Minta Iran dan Israel Menahan Diri, Dunia Tak Mampu Tanggung Banyak Perang

PBB Minta Iran dan Israel Menahan Diri, Dunia Tak Mampu Tanggung Banyak Perang

Global
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
[POPULER GLOBAL] Penikaman Massal di Sydney | WNI Sempat Interaksi Pelaku Penikaman

[POPULER GLOBAL] Penikaman Massal di Sydney | WNI Sempat Interaksi Pelaku Penikaman

Global
PM Malaysia: Serangan Iran terhadap Israel adalah Tindakan Sah

PM Malaysia: Serangan Iran terhadap Israel adalah Tindakan Sah

Global
UPDATE Penikaman Gereja Sydney, Polisi Tangkap Remaja 15 Tahun, Kerusuhan Pecah

UPDATE Penikaman Gereja Sydney, Polisi Tangkap Remaja 15 Tahun, Kerusuhan Pecah

Global
Sidang Kasus Suap Trump Dibuka, Jadi Mantan Presiden AS Pertama Hadapi Pengadilan Pidana

Sidang Kasus Suap Trump Dibuka, Jadi Mantan Presiden AS Pertama Hadapi Pengadilan Pidana

Global
Cerita WNI Sempat Berinteraksi dengan Pelaku Penikaman di Mal Sydney Sebelum Kejadian

Cerita WNI Sempat Berinteraksi dengan Pelaku Penikaman di Mal Sydney Sebelum Kejadian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com