Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Wabah PMK di Indonesia, Ekspor Sapi Australia Nyaris Terhenti

Kompas.com - 02/07/2022, 07:35 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KIMBERLEY, KOMPAS.com - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia telah membuat ekspor ternak sapi di Australia utara hampir terhenti dan menciptakan kekacauan dalam rantai pasokan makanan di Indonesia.

Indonesia telah menggelar vaksinasi nasional untuk PMK, tetapi penyakit pada ternak ini dilaporkan terus menyebar, mengakibatkan lebih dari 200.000 kasus yang tercatat di 19 provinsi.

Menurut Dick Slaney, pekerja pada produsen susu terbesar di Indonesia, Greenfields, PMK telah menciptakan kekacauan di pasar lokal.

Baca juga: Perkuat Kerja Sama Pendidikan, KBRI Canberra Teken MoU dengan Catholic Education South Australia

"Dampaknya sangat besar. Kami melihat penurunan produksi susu antara 30 hingga 50 persen di seluruh wilayah Jawa," kata Slaney yang perusahaan tempat kerjanya memiliki 8.000 ekor sapi perah.

"Pasar ternak saat ini dipenuhi ternak-ternak yang dijual oleh peternak kecil, dengan alasan sapinya sakit atau mereka takut sehingga ingin menjual ternaknya sebelum terkena PMK," terang dia.

"Besarnya jumlah ternak yang masuk ke pasar saat ini benar-benar menghancurkan pasar," kata Dick kepada ABC News.

Dia menjelaskan, harga sapi di beberapa pasar lokal telah anjlok setengahnya dalam dua bulan terakhir.

"Saya pernah mendengar dari seorang teman bahwa mereka bahkan tidak bisa menjual daging sapi sekarang," ucap Dick.

Baca juga: Daftar Negara Bagian di Benua Australia dan Ibu Kotanya

Kontrak ekspor langsung dibatalkan

Seorang ahli yang sehari-hari bekerja mengawasi delapan peternakan sapi di Kimberley, Australia Barat, Haydn Sale, mengatakan pada bulan-bulan paling aktif untuk perdagangan ternak sapi seperti saat ini, pengiriman secara efektif berhenti karena para importir enggan membeli sapi Australia yang mahal.

"Ada kontrak kami yang dibatalkan. Kami tidak melakukan pengiriman sudah hampir empat minggu," kata dia yang juga menjabat sebagai Manajer umum dari Argyle Cattle Company dan Yougawalla Pastoral Company.

"Dari perusahaan kami sendiri, ada 7.500 erkor sapi yang harus dikirim bulan ini, tapi mereka mengulur waktu dan kami harus menemukan pasar lain saat ini. Kami sedikit beruntung karena perdagangan ternak di pantai timur (Australia) masih cukup kuat. Kami bisa menemukan pasar domestik harga lebih rendah," jelas dia.

Data dari Pelabuhan Darwin dan Pelabuhan Broome menunjukkan perlambatan ekspor ternak selama beberapa minggu terakhir,

Sekitar 17.000 ekor sapi telah dikirim dari Darwin pada bulan Juni — atau turun dari hampir 30.000 pada bulan Juni 2021.

Baca juga: Saat Siswa Sekolah di Australia Nyanyikan “Selamat Ulang Tahun” untuk Presiden Jokowi…

Di Broome, hanya 11.500 ekor yang diekspor pada Juni, turun dari 25.000 pada periode yang sama tahun lalu.

Indikator lain terjadinya perlambatan ekspor, Indikator Harga Ekspor Ternak dari Meat and Livestock Australia (MLA) tidak lagi diperbarui.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com