Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PBB Peringatkan Malapetaka akibat Kekurangan Pangan Global

Kompas.com - 25/06/2022, 16:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber ABCNews

BERLIN, KOMPAS.com - Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat (24/6/2022) memperingatkan bahwa dunia menghadapi “malapetaka” karena meningkatnya kekurangan makanan di seluruh dunia.

Dilansir ABC News, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan perang di Ukraina telah menambah gangguan yang disebabkan perubahan iklim, pandemi virus corona, dan ketidaksetaraan.

Ini lama-kelamaan menghasilkan “krisis kelaparan global yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang telah mempengaruhi ratusan juta orang.

Baca juga: Media Rusia: Bencana Kelaparan Global Akan Paksa Barat Cabut Sanksi atas Perang di Ukraina

“Ada risiko nyata bahwa banyak kelaparan akan diumumkan pada 2022,” katanya dalam pesan video kepada pejabat dari lusinan negara kaya dan berkembang yang berkumpul di Berlin. “Dan 2023 bisa lebih buruk.”

Guterres mencatat bahwa panen di seluruh Asia, Afrika, dan Amerika akan terpukul karena para petani di seluruh dunia berjuang untuk mengatasi kenaikan harga pupuk dan energi.

“Masalah akses pangan tahun ini bisa menjadi kekurangan pangan global tahun depan,” katanya.

“Tidak ada negara yang kebal terhadap dampak sosial dan ekonomi dari bencana semacam itu.”

Baca juga: Sri Lanka Terancam Kelaparan, Ingin Akhiri Krisis tapi Terganjal China

Guterres mengatakan para perunding PBB sedang mengerjakan kesepakatan yang akan memungkinkan Ukraina mengekspor makanan, termasuk melalui Laut Hitam, dan membiarkan Rusia membawa makanan dan pupuk ke pasar dunia tanpa batasan.

Dia juga menyerukan penghapusan utang bagi negara-negara miskin untuk membantu menjaga ekonomi mereka tetap bertahan dan sektor swasta untuk membantu menstabilkan pasar pangan global.

Tuan rumah pertemuan Berlin, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, mengatakan klaim Moskow bahwa sanksi Barat yang dijatuhkan atas invasi Rusia ke Ukraina yang harus disalahkan atas kekurangan pangan adalah "sama sekali tidak dapat dipertahankan."

"Rusia mengekspor gandum sebanyak Mei dan Juni tahun ini seperti pada bulan yang sama tahun 2021," kata Baerbock.

Baca juga: Afghanistan Kelaparan, Tingkat Rawan Pangan Capai Fase Bencana

Dia menggemakan komentar Guterres bahwa beberapa faktor mendasari meningkatnya krisis kelaparan di seluruh dunia.

“Tetapi perang serangan Rusia terhadap Ukraina yang mengubah gelombang menjadi tsunami,” kata Baerbock.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bersikeras bahwa Rusia tidak memiliki alasan untuk menahan barang-barang vital dari pasar dunia.

Baca juga: Cerita Pengungsi Ukraina Memilih Pulang Meski Perang Belum Selesai, Lelah Jadi Tunawisma dan Kelaparan

“Sanksi yang kami kenakan pada Rusia secara kolektif dan dengan banyak negara lain membebaskan makanan, membebaskan produk makanan, membebaskan pupuk, membebaskan perusahaan asuransi, membebaskan pengirim,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com