Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senator AS Tekan TikTok, Tuding Izinkan Propaganda Rusia Pro-perang

Kompas.com - 18/06/2022, 09:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Beberapa anggota Senat AS dari Partai Republik menekan TikTok karena dianggap mengizinkan konten propaganda Rusia pro-perang.

Para senator tersebut bertanya kepada CEO TikTok Shou Zi Chew melalui sebuah surat pada Jumat (17/6/2022) mengenai laporan yang menyebutkan bahwa platform media sosial itu mengizinkan konten yang disetujui Pemerintah Rusia tetapi melarang beberapa video lain.

Surat tersebut dipimpin oleh Steve Daines dan ditandatangani oleh John Cornyn, Roger Wicker, John Barrasso, James Lankford, dan Cynthia Lummis.

Baca juga: Bahaya Blackout Challenge, Tantangan Tahan Nafas Ekstrem yang Viral di TikTok

“Laporan terbaru menunjukkan, TikTok telah memungkinkan media Pemerintah Rusia membanjiri platform dengan propaganda pro-perang yang berbahaya,” bunyi surat tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

“Tidak ada perusahaan yang boleh berada dalam posisi memperkuat kebohongan Kremlin, yang memicu dukungan publik untuk perang pilihan Rusia di Ukraina,” tambah surat itu.

Para senator tersebut sangat prihatin bahwa TikTok memungkinkan penyebaran propaganda pro-perang ke publik Rusia, yang berisiko menambah jumlah korban.

Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Baca juga: Taliban Larang TikTok dan PUBG di Afghanistan, Dinilai “Menyesatkan”

TikTok mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa perusahaan berharap untuk terus terlibat dengan para senator dalam masalah ini dan menjawab pertanyaan mereka.

Reuters melaporkan pada Maret bahwa TikTok mengatakan akan menangguhkan streaming langsung dan pengunggahan video ke platformnya di Rusia karena meninjau implikasi dari undang-undang media baru yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Di sisi lain, para senator tersebut dalam suratnya mengatakan bahwa TikTok gagal untuk menegakkan kebijakan.

Para senator tersebut juga mengutip laporan berita yang mengatakan tampaknya TikTok terlambat menutup “celah” itu pada 25 Maret.

Baca juga: TikTok Kian Booming, Mark Zuckerberg Kian Khawatir, Siapa Penguasa Media Sosial Berikutnya?

Para senator menambahkan, konten pro-Rusia yang menyesatkan dan membanjiri layanan platform belum dihapus.

Hal ini menciptakan arsip propaganda pro-perang yang mudah diakses. Mereka juga meminta TikTok untuk menjawab serangkaian pertanyaan.

TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan teknologi internet ByteDance yang berbasis di Beijing, telah berada di bawah pengawasan ketat AS mengenati data pribadi.

Pada sidang kongres AS Oktober 2021, perusahaan menghadapi pertanyaan sulit dari anggota parlemen AS.

Baca juga: TikTok Disebut jadi Sumber Disinformasi Nomor 1 Terkait Perang Ukraina

Marsha Blackburn, Senator AS dari Partai Republik, merasa prihatin dengan pengumpulan data yang dilakukan TikTok dan potensi Pemerintah China untuk mendapatkan akses ke informasi tersebut.

Data yang dikumpulkan termasuk audio dan lokasi pengguna.

Blackburn mempertanyakan TikTok tentang apakah perusahaan dapat menolak memberikan data kepada pemerintah China jika materi diminta.

TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia.

Baca juga: Rusia Terkini, Netflix Hentikan Operasi di Sana dan TikTok Setop Fitur Unggah Konten

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com