Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Setuju Kirim Roket Jarak Jauh Canggih untuk Ukraina

Kompas.com - 01/06/2022, 08:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden telah setuju untuk memberi Ukraina sistem roket canggih yang dapat menyerang dengan presisi sasaran jarak jauh Rusia sebagai bagian dari paket senjata senilai 700 juta dolar yang diperkirakan akan diluncurkan pada Rabu (1/6/2022) ini.

Amerika Serikat menyediakan Ukraina dengan sistem roket artileri mobilitas tinggi yang dapat secara akurat mencapai target sejauh 80 km (50 mil) setelah Ukraina memberikan "jaminan" mereka tidak akan menggunakan rudal untuk menyerang di dalam Rusia, kata pejabat senior pemerintah AS.

Dalam artikel yang diterbitkan New York Times pada Selasa (31/5/2022), Biden mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina akan berakhir melalui diplomasi, tetapi Amerika Serikat harus menyediakan senjata dan amunisi yang signifikan untuk memberi Ukraina pengaruh tertinggi di meja perundingan.

Baca juga: Rusia Serang Tangki Asam Nitrat di Pabrik Kimia Severodonetsk, Penduduk Terancam

"Itulah mengapa saya memutuskan bahwa kami akan memberi Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih yang akan memungkinkan mereka untuk lebih tepat menyerang sasaran utama di medan perang di Ukraina," tulis Biden, dilansir dari Reuters. 

Menurut para pejabat pemerintah AS, paket tersebut juga termasuk amunisi, radar anti tembakan, sejumlah radar pengawasan udara, rudal anti-tank Javelin tambahan, serta senjata anti-armor.

Para pejabat Ukraina sendiri telah meminta sekutu untuk memberikan sistem rudal jarak jauh yang dapat menembakkan rentetan roket ratusan mil jauhnya, dengan harapan mengubah keadaan dalam perang selama tiga bulan. 

Bukan untuk menyerang wilayah Rusia

Biden pada Selasa mengatakan kepada wartawan, bahwa AS tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang menyerang Rusia.

Baca juga: Dua Tentara Rusia Dinyatakan Bersalah atas Kejahatan Perang, Dihukum 11 Tahun Penjara

Dia tidak mengesampingkan penyediaan sistem senjata tertentu, tetapi tampaknya menempatkan kondisi tentang bagaimana mereka dapat digunakan.

Biden ingin membantu Ukraina mempertahankan diri, tetapi menentang penyediaan senjata yang dapat digunakan Ukraina untuk menyerang Rusia.

Sejak invasi Rusia pada 24 Februari, ribuan orang diketahui telah tewas di Ukraina dan jutaan lainnya mengungsi. Invasi ini disebut Rusuai sebagai "operasi militer khusus" untuk "denazifikasi" Ukraina.

Sementara, Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang merebut wilayah.

Barat oun semakin bersedia memberikan persenjataan jarak jauh kepada Ukraina, termasuk howitzer M777, karena kekuatannya memerangi Rusia dengan lebih sukses daripada yang diperkirakan para pejabat intelijen.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Berusaha Kuasai Luhansk Sebelum Senjata Barat Datang

Tetapi, intelijen AS juga telah memperingatkan tentang risiko yang meningkat, terutama mengingat ketidaksesuaian antara ambisi nyata Presiden Rusia Vladimir Putin dan kinerja militernya.

Ukraina telah mulai menerima rudal anti-kapal Harpoon dari Denmark dan howitzer self-propelled dari Amerika Serikat, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan pada Sabtu (27/5/2022). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com