Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa NRA, Pendukung Kepemilikan Senjata Api di AS, dan Kenapa Mereka Begitu Kuat?

Kompas.com - 29/05/2022, 15:32 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah penembakan massal di SD Texas yang menewaskan 19 anak-anak dan dua orang dewasa, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bertanya, "Kapan kita akan melawan hak individu memiliki senjata api?"

Tapi Asosiasi Pemilik Senjata AS (National Rifle Association - NRA), organisasi pemilik senjata terbesar di AS, terus melobi melawan undang-undang kontrol senjata.

Senator Repablikan Texas Ted Cruz, yang juga menjadi anggota papan atas NRA, baru-baru ini menolak pengendalian senjata di AS sebagai cara untuk menghentikan penembakan di sekolah.

Baca juga: Penanganan Teror Polisi AS Dipertanyakan, Hanya Diam di Lorong 45 Menit saat Penembakan SD Texas

Siapa NRA?

Kelompok ini didirikan pada 1871 oleh dua veteran Perang Saudara AS.

NRA ditujukan sebagai kelompok pemerhati senjata yang "mempromosikan dan mendorong aktivitas menembak secara ilmiah".

NRA mulai melakukan lobi politik pada 1934. Ketika itu pimpinan NRA mengirim surat kepada anggota mereka berisi informasi tentang draf regulasi senjata api yang sedang dibahas.

Asosiasi tersebut mendukung dua upaya kontrol dan pengawasan senjata, yaitu UU Senjata Api Nasional 1934 dan UU Pengendalian Senjata 1968. NRA menjadi lebih aktif secara politik pada dekade 1970-an.

Pada 1975, NRA mulai mencoba mempengaruhi kebijakan secara langsung melalui badan lobi yang mereka bentuk, yaitu Institute for Legislative Action.

Dua tahun setelahnya, badan ini membentuk Komite Aksi Politik untuk menyalurkan dana kepada legislator.

NRA sekarang adalah salah satu kelompok lobi dengan kepentingan khusus yang paling kuat di AS.

Baca juga: Kisah Miah Cerrillo Selamat dari Penembakan di SD Texas, Lumuri Diri dengan Darah Temannya

Mereka memiliki anggaran yang cukup besar untuk mempengaruhi anggota Kongres dalam pengambilan kebijakan terkait senjata. Asosiasi ini dijalankan oleh Wayne LaPierre, yang menjabat wakil presiden eksekutif di organisasi tersebut.

Kejaksaan New York dan Washington DC saat ini sedang berupaya secara hukum untuk membubarkan NRA.

Mereka menuduh bahwa kepemimpinan senior NRA menyalahgunakan dana amal untuk pengeluaran pribadi. NRA menyebut gugatan kejaksaan itu "serangan tak berdasar dan terencana".

Reklame iklan NRA, kelompok pendukung kepemilikan senjata api di Amerika Serikat.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Reklame iklan NRA, kelompok pendukung kepemilikan senjata api di Amerika Serikat.

Berapa besar anggaran NRA?

Pada 2020, NRA menghabiskan anggaran sekitar 250 juta dollar AS atau Rp 3,6 triliun per tahun. Nominal itu jauh lebih banyak daripada gabungan anggaran semua kelompok advokasi pengendalian senjata di AS.

Namun NRA memiliki keanggotaan yang jauh lebih besar daripada kelompok-kelompok itu.

Baca juga: UPDATE Penembakan Massal di SD Texas: Guru Tewas Lindungi Murid, Suaminya Meninggal karena Serangan Jantung

Mereka menggunakan dana itu, antara lain untuk membangun dan mengelola fasilitas menembak serta program pendidikan.

Dalam hal lobi, NRA secara resmi menghabiskan sekitar 3 juta dollar AS (Rp 43 miliar) per tahun, untuk mempengaruhi kebijakan terkait hak kepemilikan senjata api di AS.

Jumlah anggaran tercatat mereka habiskan untuk melobi legislator pada 2014 adalah 3,3 juta dollar AS (Rp 48 miliar).

Angka itu hanya pengeluaran yang tercatat untuk para pembuat undang-undang. Anggaran yang cukup besar mereka habiskan melalui Political Action Committee dan kontribusi independen, oleh karenanya jumlah pastinya sulit dilacak.

Sejumlah peneliti menyebut NRA juga memiliki pengaruh tidak langsung yang cukup besar melalui anggotanya yang terlibat secara politik.

Banyak dari anggota NRA ini akan mengambil suara pada pengambilan keputusan terkait masalah pengendalian senjata api.

NRA secara terbuka menilai anggota Kongres AS dengan nilai A hingga F, berdasarkan sikap sang legislator terhadap hak kepemilikan senjata api di AS.

Pemeringkatan tersebut dapat memiliki efek serius pada jumlah jajak pendapat dan bahkan bisa membuat legislator yang mendukung pengendalian senjata kehilangan kursi.

Baca juga: Setelah Penembakan SD di Texas, Muncul Pria Bersenjata Dekat Sekolah di Kanada, Polisi Tembak Tersangka

Setelah Donald Trump menjadi presiden AS pada 2016, pengeluaran NRA untuk urusan politik turun. Ini terjadi di tengah munculnya berbagai kelompok yang mengadvokasi pengendalian senjata, yang menerima jutaan dolar dari para penentang kebijakan NRA.

Ada perkirakan bahwa kelompok pro-pengendalian senjata telah melampaui anggaran NRA untuk pertama kalinya pada 2018.

Sejumlah pengunjung melihat senapan api yang dipamerkan pada konvensi NRA tahun 2013.

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Sejumlah pengunjung melihat senapan api yang dipamerkan pada konvensi NRA tahun 2013.

Seberapa besar NRA?

Estimasi jumlah anggota NRA sangat bervariasi selama beberapa dekade terakhir. Asosiasi itu mengklaim keanggotaan mereka melonjak mendekati lima juta orang usai penembakan massal di sebuah sekolah di Sandy Hook pada 2012.

Meski begitu, beberapa pengamat memperkirakan jumlah anggota NRA mencapai tiga juta orang. NRA dituduh menggelembungkan jumlah anggota mereka.

NRA kerap membanggakan beberapa anggota terkenal mereka, termasuk mendiang mantan Presiden AS George HW Bush.

Bush Senior mengundurkan diri dari NRA pada 1995, setelah agen federal menyebut pimpinan asosiasi ini, Wayne LaPierre, kejam dan brutal. Pernyataan itu keluar setelah serangan bom di gedung pemerintah di Oklahoma City.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Reaksi Dunia atas Penembakan Massal di SD Texas | Pria Jepang Habiskan Rp 230 Juta demi Berubah jadi Anjing

Sejumlah anggota aktif NRA saat ini juga menyandang status figur publik, antara lain mantan calon wakil presiden AS Sarah Palin serta aktor Tom Selleck dan Whoopi Goldberg.

Mendiang aktor Charlton Heston menjabat sebagai Presiden NRA pada 1998 hingga 2003. Heston dikenal luas saat memegang senapan di atas kepalanya dalam sebuah konvensi NRA setelah penembakan massal Columbine High School pada 1999.

Heston saat itu berkata kepada pendukung pengendalian senjata bahwa dia tidak akan merelakan hak itu hilang, bahkan jika dia harus kehilangan nyawa.

Sejumlah orang yang menolak hak kepemilikan senjata api berunjuk rasa di kantor NRA di Fairfax, Virginia.

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Sejumlah orang yang menolak hak kepemilikan senjata api berunjuk rasa di kantor NRA di Fairfax, Virginia.

Mengapa NRA kontroversial?

NRA sangat melawan segala bentuk kontrol senjata. Mereka berpendapat bahwa lebih banyak senjata membuat negara lebih aman.

Namun klaim itu berpedoman pada regulasi dalam konstitusi AS yang diinterpretasikan secara berbeda. Menurut NRA, konstitusi memberi warga AS hak untuk memanggul senjata tanpa pengawasan pemerintah.

NRA menghadapi kritik dari kedua sisi spektrum politik setelah penembakan Sandy Hook.

Baca juga: Kisah Pahlawan Cilik dalam Penembakan SD di Texas, Gadis 10 Tahun Telepon 911 untuk Minta Bantuan, tetapi Ditembak

Ketika itu LaPierre menyebut bahwa kurangnya penjaga bersenjata di sekolah adalah penyebab tragedi tersebut.

NRA dengan gigih menentang sebagian besar undang-undang lokal, negara bagian dan federal yang akan membatasi kepemilikan senjata api di AS.

Mereka bahkan melobi politikus agar senjata yang disita oleh polisi dapat dijual kembali. Mereka beralasan, menghancurkan senjata itu, pada dasarnya menyia-nyiakan senjata yang sangat bagus.

NRA juga sangat mendukung undang-undang yang memperluas hak senjata, seperti regulasi yang memungkinkan pemilik senjata membawa senjata di tempat umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com