Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Rusia ketika Ditanya: Apa Putin Akan Menggunakan Senjata Nuklir Taktis di Ukraina?

Kompas.com - 29/05/2022, 09:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Duta Besar Rusia di Inggris mengatakan bahwa dia tidak yakin negaranya akan menggunakan senjata nuklir taktis dalam perang melawan Ukraina.

Andrei Kelin mengatakan bahwa menurut aturan militer Rusia, senjata semacam itu tidak digunakan dalam konflik seperti ini.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-94 Serangan Rusia ke Ukraina: Pasukan Rusia Terus Maju di Severodonetsk, Gereja Ortodoks Putus Hubungan dengan Rusia

Rusia memiliki ketentuan yang sangat ketat untuk penggunaannya, katanya, terutama ketika keberadaan negara terancam.

"Itu tidak ada hubungannya dengan operasi saat ini," katanya kepada Sunday Morning sebagaimana dilansir BBC pada Minggu (29/5/2022).

Ketika Vladimir Putin menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi pada akhir Februari, segera setelah invasi, itu secara luas dianggap sebagai peringatan.

Putin menyalahkan perkembangan tersebut pada agresi Barat dan NATO.

Tetapi Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mencapnya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian orang, dari "apa yang salah di Ukraina".

Menurutnya, Rusia terlambat dari jadwal invasinya setelah serangan beberapa hari ke tetangganya, dan mencoba untuk "mengingatkan dunia" bahwa mereka memiliki alternatif pencegahan.

Baca juga: Di Tengah Krisis, Sri Lanka Dapat Kiriman Minyak dari Rusia

Senjata nuklir taktis adalah senjata yang dapat digunakan pada jarak yang relatif pendek.

Itu berbeda dengan senjata nuklir "strategis" yang dapat diluncurkan dalam jarak yang lebih jauh, dan bisa meningkatkan konflik menjadi perang nuklir habis-habisan.

Tetapi istilah itu masih mencakup banyak jenis senjata, termasuk bom yang lebih kecil dan rudal yang digunakan di medan perang. Rusia diperkirakan memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis.

Dalam percakapan singkat dengan wartawan BBC Clive Myrie, duta besar juga membantah pasukan Rusia menembaki warga sipil dan mengatakan tuduhan kejahatan perang di kota Bucha adalah "rekayasa".

Ditanyakan, "Mengapa Rusia melakukan perang ini dengan cara ini, melakukan kejahatan perang?" Mr Kevin menjawab: "Walikota Bucha dalam pernyataan awalnya telah mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah pergi, semuanya bersih dan tenang, kota dalam keadaan normal.

Myrie kemudian mendesaknya: "Jadi ini semua dibuat-buat? Ini semua rekayasa? Semua bukti ini rekayasa?"

"Dalam pandangan kami itu adalah rekayasa. Itu digunakan hanya untuk mengganggu negosiasi," jawab duta besar.

Baca juga: Rusia Konfirmasi Berhasil Rebut Kota Lyman di Ukraina Timur

Rusia telah membuat tuduhan seperti itu sebelumnya. Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov sebelumnya mengeklaim bahwa rekaman mayat di Bucha "dipentaskan" setelah Rusia mundur.

Hal ini dibantah oleh sejumlah saksi mata dari warga, yang mengatakan kepada BBC bahwa tentara Rusia telah mengeksekusi orang yang mereka cintai.

"Dia hanya seorang pria yang damai, seorang pria keluarga, seorang tukang las, yang berjuang dengan patah tulang belakang dan cacat sepanjang hidupnya," kata seorang pria tentang menantunya yang terbunuh.

Citra satelit juga tampaknya secara langsung bertentangan dengan pernyataan Moskwa, menunjukkan mayat tergeletak di jalan hampir dua minggu sebelum Rusia meninggalkan kota.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com