Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Krisis, Sri Lanka Dapat Kiriman Minyak dari Rusia

Kompas.com - 29/05/2022, 06:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka yang tengah mengalami kebangkrutan menerima pengiriman minyak Rusia pada Sabtu (28/5/2022).

Negara kepulauan itu tengah mengalami krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan, dengan kekurangan bahan bakar dan barang-barang vital lainnya membuat hidup sengsara bagi 22 juta penduduknya.

Kilang Ceylon Petroleum Corporation (CPC) yang dikelola negara ditutup pada Maret setelah krisis valuta asing Sri Lanka, yang membuat pemerintah tidak dapat membiayai impor minyak mentah.

Baca juga: Sri Lanka Pangkas Proyek Infrastruktur hingga Berbagai Pengeluaran untuk Dana Bansos

Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera mengatakan, pengiriman minyak mentah dari Rusia telah sampai di pelabuhan ibu kota Colombo setelah lebih dari sebulan tertahan karena negaranya tidak dapat mengumpulkan 75 juta dollar AS untuk membayarnya.

Sri Lanka juga dalam pembicaraan dengan Rusia untuk mengatur pasokan langsung minyak mentah, batu bara, solar, dan bensin meskipun ada sanksi yang dipimpin AS terhadap bank-bank Rusia dan protes diplomatik atas invasi Rusia ke Ukraina.

"Saya telah mengajukan permintaan resmi kepada duta besar Rusia untuk pasokan langsung minyak Rusia," kata Wijesekera kepada wartawan di Colombo, dilansir dari AFP.

"Minyak mentah saja tidak akan memenuhi kebutuhan kami, kami juga membutuhkan produk olahan (minyak bumi) lainnya," jelas dia.

Sekitar 90.000 ton minyak mentah ringan Siberia akan dikirim ke kilang Sri Lanka setelah pengiriman diperoleh secara kredit dari perantara Coral Energy yang berbasis di Dubai.

Baca juga: Sri Lanka Naikkan Harga BBM Capai Rekor Tertinggi

Wijesekera mengatakan, Ceylon Petroleum Corporation (CPC) sudah menunggak 735 juta dollar AS kepada pemasok dan tidak ada yang maju bahkan untuk menawar tender minyaknya.

Dia menambahkan bahwa grade Siberia bukanlah pasangan yang ideal untuk kilang, yang dioptimalkan untuk minyak mentah ringan Iran, tetapi tidak ada pemasok lain yang bersedia memberikan kredit.

"Sri Lanka tetap akan meminta tender pasokan baru dalam dua minggu sebelum stok Siberia habis," kata Wijesekera.

Kilang Sapugaskanda di pinggiran Colombo akan kembali bekerja dalam waktu sekitar dua hari.

Para pemimpin Uni Eropa sendiri telah bertemu pada Senin (23/5/2022), dalam upaya untuk merundingkan babak baru sanksi terhadap Rusia atas konflik Ukraina, termasuk embargo minyak.

Minyak Rusia sudah dikenakan embargo AS dan barelnya telah diperdagangkan dengan diskon tajam dari tolok ukur internasional, yang telah meningkat secara substansial sejak konflik dimulai.

Baca juga: Sri Lanka Masih Tanpa Menteri Keuangan, 4 Kandidat Menolak Ditunjuk

Krisis ekonomi Sri Lanka telah menyebabkan antrean panjang pengendara di luar SPBU, menunggu berjam-jam dan kadang-kadang bahkan berhari-hari karena kekurangan pasokan bensin dan gas untuk memasak.

Penduduknya juga bergulat dengan kekurangan akut makanan dan obat-obatan impor, bersama dengan rekor inflasi dan pemadaman listrik harian yang panjang.

Protes anti-pemerintah meletus menjadi kerusuhan awal bulan ini, menyebabkan sembilan orang tewas dan banyak lagi terluka.

Demonstrasi di luar kantor Presiden Gotabaya Rajapaksa di Colombo menuntut pengunduran dirinya karena salah urus ekonomi pemerintah memasuki hari ke-50 pada Sabtu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com