Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Putin jika Barat Cabut Sanksi terhadap Rusia

Kompas.com - 27/05/2022, 12:35 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan sebuah janji jika Barat mencabut sanksi terhadap Rusia.

Ketika melakukan panggilan dengan Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi pada Kamis (26/5/2022), Putin menyatakan komitmen siap membantu mengatasi krisis pangan apabila Barat mencabut sanksi atas Ukraina.

Dilansir dari AFP, dalam kesempatan itu, Putin berkata, Rusia siap memberikan "kontribusi signifikan" untuk mencegah krisis pangan yang mengancam.

Baca juga: Putin Tegaskan Barat Tak Akan Berhasil Putus Hubungan dengan Rusia

Rusia seperti diketahui telah dihantam dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah Putin memerintahkan pasukan melakukan operasi militer khusus ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari.

Sanksi dan tindakan militer pun telah mengganggu pasokan pupuk, gandum, dan komoditas lainnya baik dari Rusia maupun Ukraina.

Kedua negara tercatat memproduksi 30 persen dari pasokan gandum dunia.

"Putin menekankan bahwa Federasi Rusia siap memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengatasi krisis pangan melalui ekspor biji-bijian dan pupuk, dengan tunduk pada pencabutan pembatasan bermotif politik oleh Barat," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan setelah panggilan tersebut.

Kremlin menambahkan bahwa Putin juga berbicara tentang langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keselamatan navigasi, termasuk pembukaan harian koridor kemanusiaan untuk keluarnya kapal sipil dari pelabuhan Azov dan Laut Hitam, yang dihalangi oleh pihak Ukraina.

Baca juga: Benarkah Rusia Kerahkan Senjata Laser di Ukraina?

Putin juga menggambarkan tuduhan "tidak berdasar" bahwa Rusia harus disalahkan atas masalah pasokan makanan di pasar global.

Sementara, Amerika Serikat (AS) mencemooh tawaran Putin.

"Sekarang mereka menggunakan alat ekonomi, sebagai senjata. Mereka mempersenjatai makanan. Mereka mempersenjatai bantuan ekonomi. Saya kira kita tidak perlu terkejut dengan itu, karena mereka telah mempersenjatai segalanya, termasuk kebohongan dan informasi," kata Juru bicara Pentagon John Kirby.

"Pemerintah sedang berdiskusi dengan mitra internasional dan sekutu kami tentang cara terbaik untuk mengatasi ini," ungkap dia.

Draghi mengatakan pada konferensi pers bahwa, tujuan dari panggilan telepon ini adalah untuk menanyakan apakah sesuatu dapat dilakukan untuk membuka blokir gandum yang sekarang ada di depot di Ukraina .

Dia menyarankan kolaborasi antara Rusia dan Ukraina untuk membuka blokir pelabuhan Laut Hitam untuk pengiriman gandum yang berisiko membusuk.

Baca juga: Rusia Akan Usir Wartawan Negara Barat Jika Briefing Diblokir YouTube

Draghi berharap kedua pihak dapat memastikan bahwa tidak ada bentrokan selama pengiriman gandum.

Dia mengatakan ada kesiapan untuk melanjutkan upaya ke arah tersebut di pihak Rusia.

Draghi pun menyampaikan rencana akan menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk melihat apakah ada kesiapan serupa.

"Tetapi, ketika ditanya apakah saya telah melihat secercah harapan untuk perdamaian, jawabannya tidak," kata PM Italia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com