Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Terkini: Jerman Yakin Rusia Tak Akan Memenangi Perang, Mengapa?

Kompas.com - 27/05/2022, 11:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Al Jazeera

BERLIN, KOMPAS.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin tak akan memenangi perang di Ukraina sambil menekankan bahwa aliansi militer NATO tak akan menjadi pihak yang aktif dalam konflik tersebut.

Berbicara pada Kamis (26/5/2022) kepada komunitas bisnis global yang menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pemimpin Jerman itu juga mengatakan bahwa Putin telah gagal dalam semua tujuan strategisnya.

Menurut Scholz, Putin telah meremehkan kebulatan tekad dan kekuatan sekutu dalam melawan agresi Rusia di Ukraina.

Baca juga: Kanselir Jerman Tegaskan Putin Tidak Akan Menang Perang

“Tujuan kami sangat jelas, Putin tidak boleh memenangi perang ini dan saya yakin dia tidak akan memenanginya,” ungkap dia, dilansir dari Al Jazeera

Scholz berpendapat, realisasi rencana Rusia untuk bisa merebut seluruh Ukraina berada pada jarak yang lebih jauh hari ini daripada di awal invasi, karena Ukraina terus memasang pertahanan yang mengesankan.

Komentar Scholz muncul saat perang di Ukraina memasuki bulan keempat, dan pasukan Rusia melakukan upaya baru untuk merebut wilayah di Ukraina timur.

Setelah gagal merebut ibu kota Ukraina Kyiv atau kota keduanya Kharkiv, pasukan Rusia diketahui tengah mencoba berusaha merebut kendali penuh atas wilayah Donbass dan juga maju ke selatan meskipun ada perlawanan keras dari Ukraina dan sanksi keras Barat terhadap Moskwa.

Pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia pada Kamis mencoba menyerbu pusat industri Severodonetsk yang terkepung dan Lysychansk di dekatnya, titik fokus serangan baru Moskwa di wilayah Donbass.

Baca juga: Pengepungan Pabrik Azovstal Berakhir, Rusia Giliran Intensifkan Serangan di Donbass

"Putin tak akan mendikte persyaratan perdamaian"

Scholz, yang telah berbicara beberapa kali dengan Putin di telepon sejak invasi Moskwa, mengatakan, “Putin hanya akan serius merundingkan perdamaian ketika dia menyadari bahwa dia tidak dapat menghancurkan pertahanan Ukraina”.

Dia berjanji, sekutu Barat, yang telah mempersenjatai Ukraina dan menjatuhkan sanksi berat kepada Rusia, akan terus mendukung Kyiv.

“Ini adalah masalah memperjelas kepada Putin bahwa tidak akan ada perdamaian yang didikte. Ukraina tidak akan menerima itu dan kami juga tidak," ungkap Scholz.

Dia menekankan sekali lagi bahwa tidak ada yang akan dilakukan untuk membuat NATO menjadi pihak dalam konflik karena itu berarti konfrontasi langsung antara kekuatan nuklir.

Kanselir Jerman itu menambahkan bahwa Putin telah meremehkan persatuan dan kekuatan yang dengannya negara-negara industri besar G7, NATO, dan Uni Eropa telah menanggapi agresinya.

Baca juga: Donbass Hancur Lebur Digempur Rusia, Zelensky: di Sana adalah Neraka

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Scholz tidak secara langsung menanggapi kritik dari Ukraina bahwa Jerman tidak bergerak cukup cepat dalam memasok Kyiv dengan senjata berat.

Dia hanya mengatakan bahwa dukungan Jerman untuk Ukraina akan terus dikoordinasikan dengan sekutu.

Ukraina telah mendesak Berlin untuk mempercepat pengiriman persenjataan berat, termasuk tank Leopard dan kendaraan lapis baja Marder.

Dalam sesi terpisah di Davos pada Rabu (25/5/2022), Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyuarakan frustrasi tentang proses tersebut.

“Saya tidak mengerti mengapa ini begitu rumit, tetapi saya menghormati situasi di Pemerintah Jerman dan kami menantikan untuk melihat cerita ini berakhir,” ungkap dia.

Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko juga mencatat pada forum ekonomi di resor ski Swiss bahwa semuanya bekerja sangat lambat dalam hal keputusan persenjataan untuk Ukraina.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Eropa: Rekor Suhu Panas di Spanyol, sedangkan Jerman Dilanda Badai Ganas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com