Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Singkat Biden Saat Ditanya Pesan untuk Kim Jong Un: Hallo… Titik.

Kompas.com - 22/05/2022, 13:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com – Pada hari terakhir kunjungannya di Korea Selatan, Minggu (22/5/2022), Presiden AS Joe Biden mendapat pertanyaan dari wartawan mengenai pesan apa yang dia miliki untuk Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Biden pun merespons pertanyaan tersebut.

Tetapi, tidak banyak yang dia katakan. Biden hanya menyampaikan dua kata terkait pesan untuk Kim Jong Un.

Baca juga: AS Klaim Tawarkan Bantuan Vaksin ke Korut, Biden: Tak Ada Tanggapan

“Hallo… titik,” kata dia, di Seoul sebelum berangkat ke Jepang sebagai bagian dari perjalanan Asia pertamanya sebagai Presiden AS.

Mengenai hal lain, Biden mengaku tidak khawatir tentang uji coba nuklir baru Korea Utara, yang akan menjadi yang pertama dalam hampir lima tahun.

Tetapi, tanggapan masamnya ketika ditanya soal pesan untuk Kim Jong Un tampak menggarisbawahi bahwa ketegangan Pemerintah AS dengan Korea Utara belum terselesaikan.

Kondisi ini sangat kontras dengan ancaman, pertemuan puncak, dan "surat cinta" mantan Presiden Donald Trump dengan Kim.

Korea Utara diketahui telah kembali menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya, sementara laporan intelijen menunjukkan bahwa negara itu sedang mempersiapkan uji coba nuklir baru.

“Kami siap untuk apa pun yang dilakukan Korea Utara,” kata Biden.

Sehari sebelumnya, Biden dan mitra barunya dari Korea Selatan, Presiden Yoon Suk-yeol, setuju untuk mempertimbangkan latihan militer yang lebih besar dan berpotensi mengerahkan lebih banyak senjata Amerika berkemampuan nuklir ke wilayah tersebut sebagai tanggapan atas uji coba senjata Korea Utara. 

Baca juga: Saat Biden Kunjungi Asia, Beijing Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan

Pada Sabtu (21/5/2022), Biden mengatakan, Korea Utara belum menanggapi tawaran AS, termasuk tawaran vaksin Covid-19.

Pada hari itu, Biden mengaku bersedia untuk duduk dengan Kim jika dia pikir hal itu akan mengarah pada terobosan serius. 

Sementara itu, seorang pejabat senior Pemerintah AS, menyampaikan pembatasan Covid-19 mungkin memainkan peran dalam kurangnya tanggapan Korea Utara.

Korea Utara mengatakan tawaran AS tidak tulus karena Washington mempertahankan "kebijakan bermusuhan" seperti latihan militer dan sanksi.

Ketika ditanya apakah Biden bersedia mengambil langkah konkret untuk memecahkan kebuntuan, pejabat itu mengatakan bahwa pemerintah AS sedang mencari keterlibatan serius, bukan isyarat besar.

"Ini adalah keputusan yang hanya bisa dibuat oleh DPRK," kata pejabat itu, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.

Baca juga: Biden Fokus Jalani Agenda Kunjungan ke Korsel di Tengah Ancaman Nuklir

Fokus Biden ke Asia-Australia

Dilansir dari Reuters, fokus Biden selama perjalanan kali ini ke Asia adalah menggalang demokrasi yang "berpikiran sama" untuk lebih bekerja sama, bagian dari upaya yang lebih luas untuk melawan pengaruh China yang meningkat dan memberikan tekanan pada Rusia atas perangnya di Ukraina.

Pada perjalanan kedua, Biden akan bertemu dengan para pemimpin Jepang, India, dan Australia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai Quad, landasan lain dari strateginya untuk melawan pengaruh China yang meluas.

Yoon telah menunjukkan minat untuk bekerja lebih dekat dengan Quad, tetapi pejabat AS mengatakan tidak ada pertimbangan untuk menambahkan Seoul ke grup.

"Itu wajar... untuk memikirkan cara-cara di mana Anda dapat bekerja dengan negara-negara demokrasi lain yang berpikiran sama, tetapi saya pikir penting juga untuk menyadari bahwa tujuan saat ini adalah untuk mengembangkan dan membangun apa yang telah ditetapkan," kata pejabat.

Baca juga: Korut Persiapkan Uji Coba Rudal Jelang Kunjungan Biden ke Korsel

Jepang juga akan menyaksikan peluncuran Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (IPEF) yang telah lama ditunggu-tunggu Biden, sebuah program yang dimaksudkan untuk mengikat negara-negara kawasan lebih erat melalui standar umum di berbagai bidang termasuk ketahanan rantai pasokan, energi bersih, infrastruktur, dan perdagangan digital.

Pejabat AS menolak untuk mengidentifikasi negara mana yang mungkin menandatangani IPEF, tetapi mereka senang dengan adanya minat yang sangat kuat di seluruh kawasan untuk berpartisipasi.

Sebelum berangkat ke Jepang, Biden dijadwalkan akan bertemu dengan ketua Hyundai Motor Group, yang mengumumkan pada Minggu, bahwa mereka akan menginvestasikan 5 miliar dollar AS di AS hingga 2025 untuk memperkuat kolaborasinya dengan perusahaan AS dalam beragam teknologi, seperti robotika, mobilitas udara perkotaan, mengemudi otonom, dan kecerdasan buatan.

Biden juga akan mengunjungi pangkalan militer AS bersama Yoon.

Baca juga: Audit: Hampir Separuh Pengikut Joe Biden di Twitter Akun Palsu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com