Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sri Lanka: Kami Akan Mati, Kami Tak Bisa Berbuat Apa-apa Tanpa Gas dan Minyak Tanah

Kompas.com - 21/05/2022, 10:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

COLOMBO, KOMPAS.com - Ribuan orang harus mengantre untuk bisa memperoleh elpiji dan bensin di Ibu Kota Sri Lanka, Colombo, pada Jumat (20/5/2022).

Antrean itu bukan hanya terjadi di satu tempat, melainkan di banyak bagian di kota berpenduduk sekitar 900.000 orang itu. 

Penduduk tengah mencoba untuk membeli bahan bakar yang sebagian besar diimpor dan sangat terbatas pasokannya karena Pemerintah Sri Lanka kehabisan devisa.

Baca juga: Sri Lanka Mendayung di Antara Batu-Batu Karang

“Hanya sekitar 200 tabung yang terkirim, padahal yang datang sekitar 500 orang,” kata  seorang warga yang tengah mengantre gas untuk hari ketiga, Mohammad Shazly, dilansir dari Reuters.

Laki-laki yang bekerja sebagai sopir paruh waktu itu berharap bisa membeli bahan bakar gas untuk keluarganya yang terdiri dari lima orang.

Ada ratusan orang lainnya juga sedang berbaris mengantre untuk bisa mendapatkan gas bersama Shazly, dengan tabung kosong berada di sisi mereka.

"Tanpa gas, tanpa minyak tanah, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Pilihan terakhir apa? Tanpa makanan, kita akan mati. Itu akan terjadi 100 persen," ungkap Shazly.

Sri Lanka yang bergantung pada pariwisata, di mana India dan China berebut pengaruh, menghadapi kekurangan devisa, bahan bakar, dan obat-obatan.

Ketersediaan transportasi umum menipis dan lebih banyak orang berada di rumah karena kelangkaan bahan bakar.

Baca juga: Dilanda Krisis dan Bangkrut, Sri Lanka Tak Punya Menteri Keuangan

Harga tabung gas naik hampir 100 persen

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, yang juga memperingatkan krisis pangan, berjanji akan membeli cukup pupuk untuk musim tanam berikutnya guna meningkatkan produktivitas dan memenuhi permintaan pangan dari 22 juta penduduknya.

"Meskipun mungkin tidak ada waktu untuk mendapatkan pupuk untuk musim Yala (Mei-Agustus) ini, langkah-langkah sedang diambil untuk memastikan stok yang cukup untuk musim Maha (September-Maret)," kata PM Sri Lanka dalam sebuah pesan di Twitter pada Kamis (19/5/2022).

"Saya dengan tulus mendesak semua orang untuk menerima gawatnya situasi," tambah Wickremesinghe.

Jepang, yang memiliki hubungan ekonomi lama dengan Sri Lanka, mengatakan akan memberikan hibah darurat sebesar 3 juta dollar AS untuk obat-obatan dan makanan, kata Kementerian Luar Negerinya.

Ketika sebuah truk tiba di pusat distribusi gas rumah tangga dengan pasokan baru, tentara dengan senapan otomatis tampak terus menjaga kendaraan, sementara orang-orang dalam antrean bertepuk tangan.

Baca juga: Kekurangan Pangan Memperburuk Kesengsaraan Warga Sri Lanka

"Litro Gas yang dikelola negara Sri Lanka berharap untuk mulai mendistribusikan 80.000 tabung per hari pada Sabtu, tetapi harus berjuang untuk mengisi sekitar 3,5 juta kekurangan tabung di pasar," kata Direktur Litro Gas Vijitha Herath kepada Reuters.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com