Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Para Pekerja Magang yang Digaji Rp 117 Juta Sebulan di Perusahaan-perusahaan Besar

Kompas.com - 20/05/2022, 18:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan di beberapa sektor memberikan paket gaji luar biasa besar kepada para pekerja magang sebagai cara untuk memikat mahasiswa lulusan terbaik.

Di sejumlah perusahaan, berstatus magang berarti bekerja remeh-temeh seperti mengisi kertas untuk printer dengan upah minimum.

Namun, di perusahaan lain, seperti Uber dan Amazon, beda cerita. Berstatus magang sama artinya dengan memperoleh pendapatan lebih dari 8.000 dollar AS atau setara Rp 117 juta per bulan.

Baca juga: Cerita WNI Jadi Insinyur SpaceX: Kuliah di MIT, Magang di NASA, Kini Kerja di Perusahaan Elon Musk

Angka itu terungkap dalam survei tahunan yang dirilis situs review kerja Glassdoor pada 2022, yang melacak 25 posisi magang berpenghasilan terbaik di AS.

Posisi magang dalam daftar itu, jika diteruskan selama setahun, penghasilannya jauh melampaui rata-rata pendapatan tahunan pegawai AS.

Sebagai contoh, posisi teratas dalam daftar itu, perusahaan gim Roblox, membayar pemagang sebesar 9.667 dollar AS (Rp 141,5 juta) per bulan.

Perusahaan lain, semisal Microsoft, Deutsche Bank, dan eBay membayar pemagang sebesar 7.000 dollar AS (Rp 102,5 juta) per bulan.

Glassdoor, yang telah melacak pemagang berpenghasilan tertinggi sejak 2017, memantau adanya peningkatan upah pemagang setiap tahun.

Angka upah tersebut mungkin membuat para pegawai yang bekerja secara penuh selama berpuluh tahun terdiam, tak bisa berkata-kata.

Namun, meroketnya upah pemagang juga bisa menjadi pertanda betapa bursa kerja telah berubah sejak pandemi berlangsung.

Angka itu mencerminkan bahwa sejumlah perusahaan lebih gigih menarik pegawai berbakat secepat mungkin, walaupun pegawai itu berada pada tahap dini dalam karier mereka.

Baca juga: Tren Spotify Wrapped dan Kontroversi Anak Magang yang Membuatnya

Dari pemagang menjadi karyawan tetap

Ada banyak alasan mengapa sejumlah pemagang berpenghasilan lebih tinggi ketimbang pekerja biasa dalam setahun.

Namun, alasan-alasan itu seharusnya tidak mengagetkan, kata Lauren Thomas, seorang ekonom dan peneliti data dari Glassdoor yang bertanggung jawab dalam survei upah pemagang.

"Angka tersebut benar-benar merupakan cerminan dari apa yang akan didapatkan para pemagang itu di kemudian hari," ucap Lauren.

Seorang pemagang yang diupah 8.000 dollar AS (Rp 117 juta) per bulan di sebuah perusahaan teknologi atau keuangan bakal memperoleh gaji yang jumlahnya tidak jauh berbeda jika dia diangkat sebagai karyawan tetap di perusahaan yang sama.

Berupaya agar seorang pemagang bertalenta tinggi bisa bertahan menjadi karyawan adalah alasan mengapa sejumlah perusahaan begitu jor-joran mengeluarkan uang untuk mengupah mereka, demikian dijelaskan Lauren.

"Banyak perusahaan menggunakan program magang ini sebagai jalur masuk menuju tahap karyawan, dan mereka mengupah para pemagang penuh waktu," papar Lauren.

Baca juga: Perusahaan di Shanghai Wajib Bayar Gaji Karyawan Meski Lockdown

Cara itu secara khusus diterapkan selama pandemi karena ini adalah era di mana bursa kerja amat ketat bagi para perusahaan, yang berarti para pegawai punya lebih banyak pilihan dari biasanya.

Pilihan ekstra tersebut juga berlaku bagi para pemagang karena banyak perusahaan ingin mempertahankan mereka di tengah perang mencari karyawan berkemampuan tinggi.

Sebagian besar tawaran magang menggiurkan berada di sektor teknologi dan keuangan.

Dua tahun lalu, kata Lauren, kurang dari setengah dalam daftar pemagang dengan upah terbaik ditempati pemagang di perusahaan teknologi.

Saat ini, 68 persen posisi dalam daftar tersebut diisi oleh pemagang di perusahaan-perusahaan Silicon Valley.

"Banyak perusahaan harus memindahkan operasi mereka dan kegiatan harian di ranah daring. Itu artinya (kemampuan) teknologi jauh lebih diperlukan dari masa sebelumnya," papar Lauren.

Baca juga: Punya Gaji Rp 22,9 Juta, Gadis Ini Pilih Batasi Pengeluaran Makan Rp 97.000 Per Bulan, Ini Hasilnya

Meski demikian, perusahaan-perusahaan di sektor lain, seperti energi dan manufaktur, juga membayar para pemagang dengan baik dan berjuang mempertahankan mereka.

Ini artinya banyak perusahaan besar berupaya memikat pekerja, bahkan pada tahap paling awal dari karier mereka.

"(Jumlah upah) itu hanya sedikit contoh bahwa 'jika kamu bekerja di sini, inilah yang akan kamu dapatkan. Inilah kualitas hidup yang bisa kamu harapkan'," papar Ron Delfine, direktur layanan karier di Heinz College of Information and Public Policy, Universitas Carnegie Mellon, AS.

Dia mengutarakan, banyak mahasiswa dari universitasnya menjadi pemagang di perusahaan-perusahaan pada daftar Glassdoor. Adapun lebih dari setengahnya mendapat tawaran sebagai karyawan penuh waktu.

Menurut Ron, mengupah pemagang dengan nilai yang bagus adalah investasi yang bisa menghemat uang perusahaan di bidang perekrutan pegawai sekaligus menjaring talenta-talenta top.

Baca juga: Dilarang Bahas Gaji, Pegawai Surati Bos dengan Logo Palu Arit

Tawaran magang menggiurkan terbatas pada segelintir orang?

Universitas-universitas dengan reputasi bagus memang menjadi salah satu sumber dari pemagang berupah tinggi.

Namun, menurut para pakar, memperoleh tawaran magang nan menggiurkan tidak melulu berpatokan pada latar belakang sekolah elite, terdaftar pada program akademik tertentu, atau punya koneksi dengan orang dalam.

Zaman sekarang, para perekrut menekankan pada kemampuan calon pemagang ketimbang latar belakang, khususnya karena banyak perusahaan ingin menggunakan jalur magang untuk mengidentifikasi pemagang yang cocok dijadikan karyawan tetap.

Lagipula, bekerja dari rumah alias WFH membuat posisi magang berupah tinggi semakin banyak tersedia bagi para pekerja dari latar belakang sosial dan keuangan yang lebih beragam—orang-orang yang mungkin tidak mampu pindah ke wilayah kota dengan biaya hidup tinggi untuk posisi magang impian.

"Berita bagusnya adalah banyak posisi magang berupah tinggi ini masih tersedia untuk orang yang bekerja jarak jauh."

Baca juga: Presiden Taiwan Sumbang Gaji Sebulan untuk Ukraina

"Sehingga kandidat di seantero negeri—tidak hanya di pusat San Francisco atau New York—yang punya peluang untuk dipertimbangkan," jelas Lauren Thomas, seorang ekonom dan peneliti data dari Glassdoor yang bertanggung jawab dalam survei upah pemagang.

Lebih jauh, tambah Lauren, zaman sekarang ada banyak opsi lebih baik bagi para mahasiswa yang tidak mengincar pekerjaan di sektor keuangan atau teknologi.

Walau posisi magang berupah tinggi berpusat di sektor-sektor tertentu, bagi banyak mahasiswa pilihannya tidak lantas berpenghasilan 8.000 dollar AS per bulan atau nol sama sekali.

Masih banyak opsi di tengah-tengah dan di berbagai macam sektor usaha.

Pada 2021, Asosiasi Nasional Kampus dan Perusahaan (NACE) di AS membuat survei terhadap 267 perusahaan besar.

Baca juga: Cuti untuk Bulan Madu Ditolak, Pria Ini Resign lalu Dapat Gaji Lebih Tinggi di Kantor Pesaing

Hasil survei itu adalah upah pemagang meningkat di berbagai sektor, termasuk transportasi, asuransi, manajemen ritel, dan pangan.

Riset Nace menemukan bahwa rata-rata upah per jam untuk pemagang di perusahaan-perusahaan ini pada musim panas 2020 mencapai 20,76 dollar AS (Rp 303.976), naik 1,22 dollar AS (Rp17.862) dari tahun sebelumnya dan yang tertinggi dalam catatan NACE.

Jika dijumlahkan, angkanya menjadi 3.300 dollar AS (Rp 48,3 juta) per bulan atau hampir 40.000 dollar AS (Rp585,6 juta) per tahun, lebih tinggi dari gaji individu untuk setengah populasi AS.

Baca juga: Wali Kota New York City Terima Gaji Pertama dalam Bentuk Bitcoin

Apa maknanya untuk masa depan

Walaupun upah pemagang naik di banyak sektor, pemagang di sektor lain—seperti sektor kreatif dan amal—mungkin masih bekerja secara cuma-cuma.

Kenyataannya, menurut data 2018, lebih 40 persen dari semua pemagang di AS tidak mendapat upah sama sekali.

Tren ini sudah lama berlangsung, khususnya di bidang seperti non-profit, pemerintahan, atau seni.

Upah yang bagus untuk pemagang mungkin telah menjadi kebiasaan di sektor yang berupah baik, seperti perbankan, konsultasi, dan teknologi.

"Bukan berarti itu adalah pertanda adanya normalisasi pemagang [berupah tinggi] di bidang kesenian, olahraga, media, atau industri lain", kata Heather Byrne, direktur pelaksana kantor pengembangan karier di Ross School of Business, Universitas Michigan, AS.

Baca juga: IKEA Potong Gaji Staf yang Belum Divaksin dan Positif Covid-19 Jadi Rp 1,8 Juta Seminggu

Tanda-tanda perubahan sudah tampak. Kecaman publik terhadap posisi magang tak berupah telah berkembang secara signifikan beberapa tahun terakhir.

Contohnya, ada beberapa mantan pemagang sukses menggugat bekas tempat mereka bekerja atas tuduhan eksploitasi.

Ditambah lagi banyak perusahaan semakin sadar bahwa sejak pandemi, orang-orang berkemampuan tinggi menghindari pekerjaan berupah rendah.

"Dalam pengalaman saya di bidang SDM, perusahaan menyadari bahwa para individu tidak punya kemampuan bekerja cuma-cuma dalam suasana seperti ini," papar Yvette Lee, penasihat di Komunitas Manajemen SDM (Shrm) di AS.

"Semakin menantang untuk menarik talenta jika para individu harus mengorbankan keamanan keuangan mereka untuk meraih pengalaman," tambahnya.

Di masa mendatang, boleh jadi pemagang berpenghasilan tinggi adalah sesuatu yang sudah seharusnya terjadi dan bukan pengecualian—khususnya ketika pemagang bisa menawarkan sedemikian banyak kepada tim, kata Ron Delfine, direktur layanan karier di Heinz College of Information and Public Policy, Universitas Carnegie Mellon, AS.

Baca juga: Bank di Inggris Terapkan Empat Hari Kerja Seminggu, Tanpa Potong Gaji

Mungkin yang dimaksud dengan upah besar bukanlah ribuan dollar per bulan untuk semua pemagang, tapi mungkin secara rata-rata lebih tinggi ketimbang saat ini.

"Saya hanya berharap masyarakat menyadari nilai para pemagang karena pemagang bisa menimbulkan dampak dan membuat perusahaan bisa menjajaki cara baru dalam berbisnis," ujar Ron.

Kerap kali perusahaan mencoba meyakinkan para pemagang bahwa mereka mencari pengalaman dan seharusnya bersyukur bisa mendapat kesempatan belajar.

Namun, di bursa kerja pascapandemi, para pemagang seharusnya lebih percaya diri menemukan posisi magang yang mengenali kemampuan dan gagasan yang bisa mereka bawa.

"Daftar (pemagang berupah tinggi) ini sebaiknya menguatkan orang untuk menarik banyak hal dari proses magang. Banyak perusahaan di sana yang membayar dengan bagus dan memperlakukan pekerja mereka dengan baik—khususnya di pasar seperti ini."

Baca juga: Taliban Mulai Bayar Gaji Pegawai Pemerintah Afghanistan yang Tertunggak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tokoh-tokoh Kunci dalam Sidang Donald Trump

Tokoh-tokoh Kunci dalam Sidang Donald Trump

Global
Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Global
Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com